BI Sayangkan Swasta dan BUMN Belum Melakukan Hedging
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo menyayangkan
beberapa perusahaan baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang belum melakukan lindung nilai (hedging).
Oleh sebab itu, bank sentral terus mengingatkan kepada perusahaan swasta maupun BUMN untuk lebih cermat menggunakan fasilitas hedging.
Agus merasa sedih, pasalnya, pada beberapa perusahaan yang pada 2012
mencatat keuntungan Rp3 triliun, namun pada 2013 mengalami kerugian
hingga Rp19 triliun karena tidak melakukan hedging.
“Sedih
rasanya perusahaan-perusaahan tersebut untung, tapi menelan kerugian
yang besar pada tahun berikutnya, karena tidak melakukan hedging.
Banyak yang terjadi seperti itu, perusahaannya jadi tertekan,” ujarnya,
di Gedung Thamrin, kawasan perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Senin
26 Mei 2014.
Hal tersebut sejalan dengan pelaku industri keuangan
baik swasta maupun BUMN yang belum melakukan hedging. Padahal, tugas
utama industri keuangan adalah mengelola kinerja perusahaan dengan baik,
yakni dengan meningkatkan lindung nilai.
Selain itu, dirinya pun
berharap, agar perusahaan-perusahaan tersebut bisa meningkatkan
transaksi keuangan di Indonesia dan menjaga membengkaknya utang luar
negeri Indonesia yang saat ini mencapai Rp3.138,55 triliun. “Hubungi
nasabahnya, ingatkan nasabahnya yang punya risiko sehingga nanti menjadi
yang terbaik juga buat perusahaan,” tukasnya.
Agus menambahkan, banyak perusahaan BUMN yang belum mau melakukan hedging meski memang ada beberap yang sudah melakukannya. “Masih banyak BUMN yang tidak melakukan hedging. Tapi saya sambut baik beberapa bank besar mengajurkan melakukan hedging ke beberapa nasabah korporasinya tapi itu belum semuanya,” tutupnya.
Sumber
10.02
|
Label:
Berita
|
This entry was posted on 10.02
and is filed under
Berita
.
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
0 komentar:
Posting Komentar