Panduan Awal Penggunaan ATM Mandiri
Masukan Kartu
1. Tampilan halaman Selamat Datang di mandiri atm
2. Silahkan masukan kartu ATM atau Kartu Mandiri Anda
Pilih Bahasa
1. Pilihlah bahasa yang digunakan :
a. English, untuk bahasa Inggris
b. Indonesia, untuk bahasa Indonesia
2. Untuk membatalkan transaksi tekan tombol (CANCEL)
Masukan PIN
1. Setelah pilih bahasa maka akan tampil halaman Silahkan Masukan Nomor PIN Anda
2. Selanjutnya masukan 4 digit nomor PIN kartu Mandiri kemudian tekan ENTER
Catatan :
Hati-hati ! Jangan Memberitahukan PIN dan No. Kartu Anda Kepada Siapapun
Menu Utama
Menu Utama Mandiri atm terdiri dari :
1. Pilihan Penarikan Tunai ( Untuk Pecahan Uang Rp. 50.000)
a. 100.000
b. 300.000
c. 500.000
d. 1.000.000
2. Bayar / Beli
3. Penarikan Jumlah Lain
4. Mandiri Prabayar
5. Transaksi Lainnya
11.02 | Label: Transaksi ATM | 0 Comments
Bayar Kereta Commuter Bisa Pakai Mandiri e-Money, Brizzi dan BNI TapCash
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(BRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) bekerjasama dengan
PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) dalam penggunaan uang elektronik
(e-money) untuk pembayaran tiket Kereta Commuter Line Jabodetabek.
Peresmian e-ticketing
tersebut dilaksanakan di Stasion Jakarta Kota, Senin, 16 Juni 2014 oleh
Direktur Bisnis Konsumer BRI A. Toni Soetirto, Direktur Micro and Retail Banking
Bank Mandiri Hery Gunardi, Direktur Konsumer & Ritel BNI Darmadi
Sutanto, serta Direktur Utama PT KCJ Tri Handoyo dan Direktur IT PT KAI
(Persero) Kuncoro Wibowo.
Lewat penggunaan kartu prabayar Mandiri
e-money, Brizzi dan BNI TapCash dari ketiga bank tersebut, diharapkan
masyarakat lebih dimudahkan dalam melakukan transaksi pembelian tiket
kereta. Adapun rute kereta commuter line Jabodetabek yang dikelola oleh KCJ menghubungkan kota di Jabodetabek.
Tri Handoyo yakin, sinergi BUMN mengenai implementasi e-ticketing ini merupakan upaya meningkatkan pelayanan kepada para penumpang kereta commuter line
Jabodetabek dengan memberikan kemudahan dan kecepatan bertransaksi
dengan uang elektronik, sehingga semakin banyak masyarakat yang memilih
transportasi umum sebagai transportasi sehari-hari.
“Saat ini ada
sekitar 640 ribu pengguna jasa KRL di Jabodetabek, dan 60% di antaranya
telah menggunakan tiket berlangganan Kartu Multi Trip (KMT) dan
e-money,” tukasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Toni Soetirto
mengatakan, jenis kartu prepaid Brizzi yang diimplementasikan di sistem
e-ticketing KCJ, di samping sebagai alat pembayaran di KCJ kartu ini
juga terintegrasi sebagai media bayar di transportasi umum lainnya
seperti Transjakarta, TransJogja, Batik Solo Trans, Trans Pekanbaru.
Sementara Darmadi Sutanto menjelaskan, dengan adanya kerjasama di KCJ ini diharapkan dapat membantu program Less Cash Society (LCS) yang diusung Bank Indonesia dan penerapan single card untuk transportasi publik di Jakarta.
“Karena selain dapat digunakan di kereta commuter line Jabodetabek, juga dapat digunakan di Transjakarta dan merchant-merchant bertanda TapCash lainnya,” tuturnya.
Sumber
10.44 | Label: Berita | 0 Comments
Budaya Uang Tunai Hambat Penerapan Less Cash Society
Upaya Bank Indonesia (BI) mendorong transaksi nontunai di Tanah Air
terbentur perilaku masyarakat yang masih terbiasa transaksi dengan
menggunakan uang tunai.
“Untuk itu BI luncurkan program less cash society.
Uang tunai kalau bisa berkurang hebat, baru Swedia yang bisa. Ini
melambat saja sudah bagus,” ujar Deputi Direktur Kebijakan dan
Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Yura A. Djalins, di Jakarta, Rabu, 11
Juni 2014.
Ia menegaskan, bahwa untuk mendorong program less cash society, pihaknya fokus mengembangkan instrumen e-money yang aturannya telah diperbarui, termasuk menghapuskan batas minimal transaksi dari Rp50 ribu jadi nol rupiah.
“Kalau kartu kredit itu bukan good fund
(karena dananya adalah pinjaman), ada risikonya. Akhir tahun lalu kita
sudah perketat penerbitan kartu kredit akibat risikonya yang cukup
besar,” tuturnya.
Sementara untuk kartu debit, lanjut Yura, cenderung sudah lebih populer namun secara karakter berbeda dengan e-money yang memang didesain untuk memudahkan masyarakat melakukan transaksi bernominal kecil atau receh.
“Lalu berulang-ulang dan digunakan secara massal. Kaya utk transportasi,” imbuhnya.
Setiap
tahun, bank sentral mengeluarkan biaya sekitar Rp2 triliun untuk
pengadaan dan distribusi uang tunai ke seluruh wilayah Indonesia.
Sedangkan transaksi e-money masih jauh diminati, dengan nominal
rata-rata transaksi harian sebesar Rp7,7 miliar pada April 2014.
Padahal dari data BI, ada sekitar 30,5 juta instrumen e-money
yang beredar di masyarakat, namun volume transaksinya hanya sebesar
13,48 juta. Bila dipukul rata satu instrumen satu transaksi dalam
sebulan, maka setengah dari instrumen yang beredar tak digunakan sama
sekali.
Sumber
10.43 | Label: Berita | 0 Comments
Bunga Deposito Bank Semakin Tinggi
Terbatasnya dana pihak ketiga (DPK) dari masyarakat membuat
persaingan suku bunga simpanan di industri perbankan semakin kencang.
Tarik-menarik dana masyarakat ini membuat nasabah mencari bank mana yang
menawarkan bunga deposito lebih tinggi.
“Ada nasabah mau
menyimpan dana di bank, jika bunga simpanan mencapai 10%-12%,” ujar
Ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, di Jakarta, Senin,
16 Juni 2014.
Menurutnya, hal tersebut karena kondisi likuiditas
yang ketat ini membuat nasabah yang memiliki dana besar memiliki
kemampuan tawar lebih besar untuk meminta bunga tinggi kepada bank.
Hal
ini terkait dengan kebijakan likuiditas ketat yang diambil Bank
Indonesia, dengan memancang suku bunga acuan (BI rate) di angka 7,5%.
Sementara indikator pengetatan likuiditas adalah dengan lebih tingginya
suku bunga penjaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS rate)
ketimbang BI rate. Saat ini LPS rate (untuk simpanan rupiah di bank
umum) dipatok di angka 7,75%.
“BI rate itu untuk menunjukkan visi
BI terhadap kebijakan likuiditas yang diambil. Tinggi untuk pengetatan,
dan rendah untuk melonggarkan. Sedangkan LPS rate itu menunjukkan
respon pasar,” tutur Tony.
Sumber
10.41 | Label: Berita | 0 Comments
Kolaborasi Bank-Telko Gairahkan Penetrasi e-Money
Kerja sama industri perbankan dengan industri telekomunikasi dalam memasyarakatkan uang elektronik (e-money), dinilai bisa meningkatkan nilai tambah produk atau instrumen yang digadang-gadang menjadi kunci dari Layanan Keuangan Digital (LKD).
Deputi
Direktur Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Yura A. Djalins
menjelaskan, bahwa perizinan LKD sendiri adalah izin untuk menerbitkan e-money, karena produk inilah yang akan dijadikan andalan untuk menjangkau masyarakat di seluruh pelosok daerah.
“Sekarang kalau nggak punya e-money gimana? Jadi mereka harus punya produk (untuk LKD),” ujarnya, usai diskusi mengenai e-money, di Jakarta, Rabu, 11 Juni 2014.
Bank Indonesia (BI) memang memiliki cita-cita pengembangan instrumen e-money
bisa menjadi jawaban dari perluasan akses keuangan secara menyeluruh
kepada masyarakat, atau yang lebih populer digaungkan dengan Program
Financial Inclusion. Layanan yang akan dikedepankan BI adalah LKD.
Demikian, bank sentral membuka ruang bagi industri telekomunikasi (telco) untuk turut serta merealisasikan program nasional tersebut. Seperti diketahui, dari 17 penerbit e-money yang enam di antaranya adalah bank, BI juga memberikan izin kepada industri nonbank termasuk kepada perusahaan telekomunikasi.
“Ada dua isu besar saat ini, financial inclusion dan less cash society. Harus ada collaborative approach antara industri telekomunikasi dan perbankan. Maju bersama dengan win win solution,” sambung Direktur Utama Telkomsel Alex J. Sinaga.
Setali tiga uang, Chief of Digital Services XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, bahwa telco memiliki aset yang cukup potensial untuk digunakan mengembangkan e-money
sesuai cita-cita BI. Saat ini, menurutnya, ada sekitar 290 juta
subscriber atau nomor handphone yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan
jangkauan lebih jauh ke dalam masyarakat ketimbang hanya mengandalkan
penetrasi perbankan.
“Juga outlet distribusi yang sudah
menusantara. Tantangannya bagi telco memang seberapa prudent untuk
menjalankan ini. Juga dalam mengikuti standarisasi perbankan,” katanya.
Sumber
09.02 | Label: Berita | 0 Comments
Kembangkan e-Money, BI Larang Kerja Sama Eksklusif Dua Pihak
Bank Indonesia (BI) menegaskan akan segera merilis surat edaran untuk aturan penyelenggaraan uang elektronik (e-money), yang salah satunya mengarahkan setiap penerbit untuk meniadakan kerjasama secara eksklusif dengan pihak tertentu.
Deputi Direktur Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Yura A. Djalins mengatakan, dalam petunjuk pelasaksana aturan tersebut dari sisi industri, izin yang semula tidak terbatas akan dibuat terbatas maksimal lima tahun dan bisa diperpanjang.
“Lalu tidak ada kerja sama ekslusif (antara penerbit dengan pihak tertentu), jadi persaingan terbuka,” tukasnya dalam diskusi mengenai e-money, di Jakarta, Rabu, 11 Juni 2014.
Seperti diketahui, PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk dan PT Jasa Marga (Persero) menjalin kerja sama eksklusif
untuk pembayaran jalan tol menggunakan e-Toll Card Mandiri sampai 2018.
Kekhususan kerjasama ini bahkan sempat “disentil” Darmin Nasution, kala
menjabat Gubernur Bank Indonesia, agar dibuka sehingga bisa lebih
banyak instrumen e-money dari penerbit lain yang bisa digunakan.
“Kita sudah sempurnakan PBI (Peraturan Bank Indonesia mengenai e-money), agar ada upgrade teknologi sehingga tidak bisa dibajak. Kita juga hapus biaya minimum yang tadinya Rp50 ribu, sekarang nol,” imbuh Yura.
Selain itu, lanjutnya, penggunaan e-money juga akan diperluas tidak hanya terbatas untuk transaksi langsung, tapi juga bisa untuk transfer
dana dan tarik tunai. Bagi bank yang masuk kategori Bank Umum Kegiatan
Usaha (BUKU) 4 dengan modal inti minimal Rp30 triliun, bank sentral
bahkan memercayakan pengembangan e-money lebih besar lagi.
“Bank BUKU 4, dengan modal inti minimal Rp30 triliun bisa gunakan agen (individu), sebagai perpanjangan tangan bank untuk transaksi tadi, tarik tunai,” tukas Yura.
Sumber
09.00 | Label: Berita | 0 Comments
Telko Mengeluh Aturan e-Money Untungkan Bank BUKU 4
Aturan penyelenggaraan produk dan kegiatan uang elektronik (e-money)
yang membuka seluruh akses bagi bank dalam kategori Bank Umum Kegiatan
Usaha (BUKU) 4 dengan modal sedikitnya Rp30 triliun dikeluhkan industri
telekomunikasi.
“Tantangannya bagi telco memang seberapa prudent untuk menjalankan ini (e-money). Juga dalam mengikuti standarisasi perbankan,” ujar Chief of Digital Services XL Axiata, Dian Siswarini, dalam diskusi e-money, di Jakarta, Rabu, 11 Juni 2014.
Menurutnya, ada dua hal yang sangat penting untuk mendukung kemajuan e-money di Tanah Air. Yang pertama adalah ekosistem yang luas, di mana aturan main melarang transaksi e-money melalui agen nonbadan hukum sehingga menyebabkan keterbatasan jumlah lokasi.
“Kami
(telco) tidak seperti bank BUKU 4 yang bisa gunakan agen perorangan.
Kami tawarkan solusi kolaborasi dengan bank dalam pemanfaatan
infrastruktur (ATM dan agen pulsa),” tukas Dian.
Sementara
yang kedua, lanjutnya adalah kemudahan registrasi. Saat ini ia mengaku,
pihaknya mengalami keterbatasan infrastruktur untuk pengumpulan dokumen
kertas. Sehingga, registrasi secara elektronik diharapkan bisa menjadi
solusi memperluas penggunaan e-money kepada masyarakat.
“Ini hambatan yang kami temui setelah menjalankan e-money selama tahun (XL Tunai),” tutur Dian.
Dalam penyempurnaan aturan e-money yang dirilis Bank Indonesia,
bank-bank BUKU 4 memang diperbolehkan memanfaatkan seluruh aspek yang
dimiliki untuk bisa mengembangkan instrumen uang elektronik, termasuk
penggunaan agen individu untuk penyebarluasan aksesnya.
“Bank BUKU 4, dengan modal inti minimal
Rp30 triliun bisa gunakan agen (individu), perpanjangan tangan bank
untuk transaksi tadi, tarik tunai,” ucap Deputi Direktur Kebijakan dan
Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Yura A. Djalins.
Sumber
08.59 | Label: Berita | 0 Comments
Terkait e-Money, BI Kedepankan Pemain Lokal
Bank Indonesia (BI) menegaskan dukungannya terhadap para penerbit uang elektronik (e-money)
di dalam negeri, dengan menahan serbuan pemain-pemain asing yang memang
melirik potensi bisnis besar dari instrumen pembayaran ini.
“BI
memperkuat industri domestik. Intinya kita mau perkuat, kalau dilepas
bablas begitu saja pasti kalah,” ujar Deputi Direktur Kebijakan dan
Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Yura A. Djalins, di Jakarta, Rabu, 11
Juni 2014.
Bank sentral mencatat saat ini ada 17 penerbit e-money
di Indonesia, dengan jumlah instrumen sekitar 30 juta dan rata-rata
transaksi harian sebesar Rp7,7 miliar selama bulan April. Adapun dari
jumlah penerbitnya, sebanyak 6 penerbit merupakan bank, sementara
sisanya berasal dari industri nonbank termasuk perusahaan
telekomunikasi.
“Jadi e-money, masih berjuang. Untuk
mencapai Rp10 miliar per hari saja belum. Kita sekarang belum membuka
(untuk pemain asing), yang ada sekarang masih kecil sekitar Rp8 miliar
per hari, kalau terlalu banyak juga kan nanti tidak sehat,” tandas Yura.
Sumber
08.59 | Label: Berita | 0 Comments
BI Curhat Bikin Uang Logam Pasti Hilang
Bank Indonesia (BI) menilai keberadaan uang elektronik (e-money)
sangat penting untuk menekan biaya pengadaan uang kartal, utamanya uang
logam yang tak pernah ditukarkan kembali ke bank sentral.
“Uang
logam tidak kembali ke BI, bikin terus hilang. Entah di masyarakat itu
ragu-ragu untuk simpan atau memang bank-nya tidak mau terima. Yang pasti
kita tak pernah dapat penukaran uang logam. Jadi kita bikin lagi, bikin
lagi,” tukas Deputi Direktur Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran
BI, Yura A. Djalins, di Jakarta, Rabu, 11 Juni 2014.
Menurutnya,
biaya untuk pengadaan uang kartal selama setahun, baik untuk menyetak
sampai distribusi, bisa mencapai Rp2 triliun. Dari sisi pertumbuhannya
pun masih cukup tinggi karena penggunaan uang tunai di masyarakat yang
masih dominan.
“Jadi biaya tidak kecil. Apalagi pertumbuhan masih
tggi, tumbuh 13% pada 2013. Turun dari 17% pada 2012, akibat ekonomi
yang melambat,” tutur Yura.
Dominasi transaksi uang tunai di Indonesia, katanya, menjadi tantangan yang dihadapi saat ini, dan bagaimana bank sentral berupaya mendorong transaksi nontunai lewat program less cash society, dengan mengandalkan produk e-money.
“Uang tunai kalau bisa berkurang hebat, baru Swedia yang bisa. Ini melambat saja sudah bagus,” pungkasnya.
Sumber
08.57 | Label: Berita | 0 Comments
E-Money Bisa Tekan Risiko Kerugian Operasional
Bank Indonesia (BI) terus menekankan pentingnya penggunaan uang elektronik atau e-money bagi kehidupan sehari-hari. Selain bisa melakukan penghematan untuk transaksi bernilai kecil, e-money juga bisa mengurangi risiko kerugian.
“Biaya
uang kartal, cetak, distribusi, dan lain-lain sekitar Rp2 triliun per
tahun. Jadi biaya tidak kecil,” ujar Deputi Direktur Kebijakan dan
Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Yura A. Djalins, di Jakarta, Rabu, 11
Juni 2014.
Selain penghematan dari sisi pengadaan dan penggunaan uang kartal, lanjutnya, penggunaan e-money
diharapkan bank sentral bisa mendorong masyarakat untuk terbiasa
melakukan transaksi nontunai. Transaksi tunai sendiri, dari aspek hukum
memang masih rawan untuk digunakan untuk aktivitas yang kurang baik
seperti kegiatan kriminal dan terorisme karena transaksinya tidak
tercatat.
Sementara untuk aktivitas ritel, terutama bagi para merchant,
penggunaan uang tunai dinilai bisa menekan kerugian dari risiko
operasional karena semakin sedikit jumlah uang tunai di mesin kasir.
Direktur Utama Telkomsel, Alex J. Sinaga mengatakan, penggunaan e-money untuk menekan biaya.
“Termasuk untuk mengurangi risiko dirampok, kalau cash register-nya lebih sedikit uang cash-nya. Juga dari sisi tenaga kerja. Jadi ini akan memberikan efisiensi biaya,” tuturnya.
Sumber
08.56 | Label: Berita | 0 Comments
Garda Oto
Garda Oto hadir dengan berbagai pilihan perlindungan yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan. Beragam kemudahan dan keuntungan yang kami berikan akan semakin melengkapi kebutuhan Anda dalam mendapatkan kenyamanan dan ketenangan baik di rumah ataupun dalam perjalanan. Lindungi mobil Anda dengan Garda Oto.
Menjamin risiko terhadap kerugian/kerusakan keseluruhan, hanya jika biaya perbaikannya diperkirakan sama dengan atau melebihi 75% dari harga kendaraan sesaat sebelum kerugian, serta menjamin kerugian apabila kendaraan hilang dicuri.
Service
Cukup menghubungi Garda Akses atau jaringan cabang Asuransi Astra, petugas Garda Oto siap membantu proses klaim pelanggan. Mudah dan tidak berbelit-belit. Survey at Your Doorstep
Pelanggan tidak akan menemui proses klaim yang merepotkan. Cukup melapor melalui Garda Akses sebagai langkah awal, kemudian membuat janji dengan surveyor. Maka surveyor akan mengunjungi Anda untuk melakukan survei terhadap mobil Anda sesuai dengan penjanjian. Garansi Hasil Kerja Bengkel
Untuk kepastian kualitas perbaikan mobil pelanggan, Garda Oto memberikan garansi selama enam bulan untuk hasil kerja pengecatan yang dilakukan. Garansi Suku Cadang Asli
Tidak hanya hasil kerja yang terjaga kualitasnya, suku cadang yang digunakan juga asli. No Claim Bonus
Pelanggan berhak mendapatkan potongan pembayaran saat perpanjangan polis apabila pelanggan tidak pernah mengajukan klaim pada periode perlindungan sebelumnya. Garda Akses 24 Jam
Layanan 24 jam ini akan memudahkan pelanggan menghubungi Garda Oto untuk mendapatkan informasi produk, aplikasi penutupan dan layanan perpanjangan polis asuransi, layanan laporan klaim, hingga bantuan darurat di jalan. Garda Akses dapat dihubungi melalui CALL 500 112 (tambahkan kode area jika menggunakan GSM), CLICK asuransiastra.com, dan SMS 08118 500 112. Garda Siaga Emergency Roadside Assistance
Garda Siaga Emergency Roadside Assistance adalah layanan bantuan darurat di jalan yang disediakan oleh Garda Oto bagi para pelanggan. Layanan Garda Siaga Emergency Roadside Assistance meliputi: 1. Layanan Darurat (Emergency Service)
Layanan darurat (Emergency Service) adalah layanan untuk memastikan anda dapat segera melanjutkan perjalanan, kami menyediakan bantuan mekanik untuk mengatasi gangguan kendaraan Anda. Armada bermotor Garda Siaga siap mengatasi gangguan ringan seperti:
- Tire Service
- Battery Service
- Fuel Service
- Overheating Service
- Electrical Service
- Power Train Service
- Engine Service
- Brake Service
- Locksmith Service
2. Layanan Derek (Towing Service)
Untuk mengatasi gangguan pada kendaraan Anda dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, Garda Siaga menyediakan pula layanan derek. Armada derek Garda Siaga memberikan layanan :
- Layanan darurat
- Layanan Kecelakaan
- Seluruh Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
- Bogor, Cibinong dan Puncak sampai dengan Puncak Pass
- Tangerang sampai dengan Bandara Soekarno Hatta
- Bekasi, sampai dengan Lippo Cikarang
- Bandung
- Cirebon
- Semarang
- Solo
- Daerah Istimewa Yogyakarta
- Surabaya
- Malang
- Denpasar
- Balikpapan
- Makasar
- Medan
- Padang
- Pekanbaru
- Jambi
- Palembang
- Lampung
- Bila lokasi gangguan di luar wilayah operasi tersebut di atas
- Biaya-biaya yang berkaitan dengan pelayanan di bengkel
- Penggantian komponen kendaraan yang rusak
- Lokasi gangguan berada di lokasi kerusuhan atau huru-hara
- Penderekan mobil dengan berat (tonase) lebih dari 3 ton
- Motor Garda Siaga yang spesifikasinya kompak dan mampu menembus tempat sempit
- Jenis regular (mobil derek / towing) yang merupakan kendaraan untuk derek tarik
- Jenis ‘gendong’ (mobil gendong / carry) memungkinkan kendaraan pelanggan yang tidak dapat ditarik untuk diangkut diatasnya.
Perlu menjadi perhatian Anda, bahwa pelaporan kerugian harus dilakukan selambat – lambatnya lima hari kerja setelah kejadian, seperti yang tercantum dalam polis. Petugas kami akan membantu Anda untuk menjelaskan prosedur dan informasi lain yang diperlukan.
Dokumen yang diperlukan
1. Klaim untuk kehilangan/kerusakan sebagian dari bagian kendaraan, karena perbuatan jahat,misalkan pencurian kaca spion/ban cadangan/radio tape/mobil dibaret - baret dll
- Mengisi Laporan Kerugian dan telah ditandatangani tertanggung
- Fotokopi Polis Asuransi
- Fotokopi STNK Kendaraan
- Fotokopi SIM Pengemudi
- Keterangan dari kepolisian setempat
- Mengisi Laporan Kerugian dan telah ditandatangani tertanggung
- Fotokopi Polis Asuransi
- Fotokopi STNK Kendaraan
- Fotokopi SIM Pengemudi
- Keterangan dari kepolisian setempat
- Surat Keterangan Kaditserse Kendaraan Hilang dari Polda setempat
- Surat blokir STNK
- Jika diperlukan, maka diperlukan investigasi dari Lembaga Investigasi Independen
- Mengisi Laporan Kerugian dan telah ditandatangani tertanggung
- Fotokopi Polis Asuransi
- Fotokopi STNK Kendaraan
- Fotokopi SIM Pengemudi
- Keterangan dari kepolisian setempat dan Surat tuntutan dari pihak III – jika terdapat tuntutan dari Pihak III
Sumber
08.52 | Label: Asuransi | 0 Comments