Begini Cara Mengelola Hutang Menggunung
19.39 | Label: Keuangan | 0 Comments
Cara Canggih Mengelola Hutang
19.38 | Label: Keuangan | 0 Comments
Hutang Baik vs Hutang Jahat
19.37 | Label: Keuangan | 0 Comments
Tips mengelola utang agar keuangan terjaga
Berutang, bagi sebagian orang, masih dinilai sebagai hal yang tabu. Utang di mata beberapa kalangan identik dengan ketidakmampuan keuangan dan stigma miskin alias kekurangan.
19.30 | Label: Keuangan | 0 Comments
Tanda Anda Terjebak Hutang..
Mengakui bahwa Anda terlilit utang ternyata bukan hal yang simpel.
Mungkin karena gengsi – bagi banyak orang dan budaya berutang dianggap
hal yang tidak layak, atau memang karena Anda merasa benar-benar tidak
punya masalah dengan utang yang menggunung.
Kenyataannya, semakin lama
Anda menolak mengakui memiliki masalah dengan utang, semakin dalam Anda
tenggelam di kubangan utang. Sehingga, pada saat utang menggunung, Anda
pun tenggelam di bawahnya. Pada saat itu justru jalan-jalan yang bisa
meringankan beban utang Anda seakan buntu.
Coba
baca daftar di bawah ini. Bila kebanyakan jawaban Anda ‘Iya’, maka Anda
sudah terjebak di kubangan utang, dan segeralah mencari pertolongan:
- Tagihan kartu kredit Anda membumbung tinggi sementara penghasilan Anda berkurang.
- Anda hanya mampu membayar tagihan minimum utang kartu kredit, atau bahkan di bawah minimum.
- Anda mulai berakrobat dengan membuka utang baru untuk menutupi utang lama.
- Anda punya banyaksekali kartu kredit.
- Tagihan semua kartu kredit sudah mendekati limit atau bahkan over limit.
- Penggunaan kartu kredit Anda tiap bulan melebihi apa yang bisa Anda bayar.
- Anda sengaja lembur bekerja atau mencari pekerjaan sampingan untuk melunasi utang.
- Anda tidak tahu berapa jumlah utang Anda, dan tidak mau tahu.
- Anda mulai menerima panggilan telepon dari penagih atau surat peringatan dari kreditur.
- Anda memakai kartu kredit untuk membeli kebutuhan pokok seperti makanan dan bensin, bukan karena kenyamanan dan keamanan, melainkan tidak punya uang tunai.
- Anda mulai membongkar tabungan.
- Anda berbohong kepada pasangan tentang harga barang yang Anda beli.
12.35 | Label: Keuangan | 0 Comments
Ajarkan Keuangan Kepada Anak
Mengapa seseorang boros, sementara orang yang lain mampu
bersikap hemat? Bisa jadi karena keduanya mendapatkan penddidikan
keuangan yang berbeda dari orang tua mereka.Seorang teman pernah bercerita tentang bagaimana pemilik sebuah toko swalayan besar dan terkemuka di Indonesia
menerapkan sistem bahwa dia dan seluruh anggota keluarganya – termasuk
semua anak-anaknya – harus tetap membayar bila berbelanja di toko
swalayan milik mereka.
Hal tersebut dia terapkan kepada
anak-anaknya semenjak mereka masih kecil, sehingga ketika tumbuh dewasa
kebiasaan itu tetap dijalankan dengan penuh kesadaran oleh anak-anak
Sang Pengusaha tersebut.
Apa yang dilakukan sang pengusaha
sejatinya adalah mengajarkan pendidikan keuangan kepada anak dia. Sebuah
bentuk pendidikan yang nampaknya jarang sekali diberikan oleh orang tua
sejak dini kepada anak-anak mereka.
Yang muncul kemudian adalah
anak-anak yang manja, dan perengek, yang bakalan ngambek kalau tidak
dibelikan apa yang mereka inginkan oleh orang tua. Apakah hal tersebut
merupakan kesalahan anak? Belum tentu. Bisa jadi itu adalah hasil dari
sikap orang tua sendiri terhadap uang.
Lalu, apa saja yang bisa dilakukan? Bila Anda orang tua, atau calon orang tua, simak ini:
Bekerja untuk uang. Camkan kepada anak bahwa uang
tidak datang dari langit, melainkan harus diperoleh lewat suatu usaha
yang dinamakan bekerja. Orang tua yang berangkat pagi dan pulang malam
untuk bekerja dan mencari nafkah, adalah hal yang nyata dilakukan.
Tinggal memberikan pemahaman kepada anak, betapan uang sulit dicapat, dan seyogyanya harus tidak dihambur-hamburkan. Dengan memberi pemahaman bahwa uang
harus dicari lewat bekerja, berikan tantangan sederhana pada anak untuk
“bekerja” agar bisa mendapatkan uang. Misalnya dengan meminta mereka
membantu orang tua berbisnis seperti turut menjaga warung atau warnet
milik orang tua, dan sebagainya.
Belajar menggunakan uang. Setelah anak memahami bahwa uang
didapat melalui bekerja, ajarkan pula kepada mereka cara menggunakan
uang. Caranya, dengan menanamkan pemahaman agar dalam penggunaan uang jangan sampai boros, karena, kembali ke hal di atas: untuk mendapatkan uang Anda harus bekerja. Uang
yang sudah susah payah didapat harus dibuatkan anggaran yang tujuan
utamanya adalah menabung, baru pengeluaran-pengeluaran lain seperti
untuk jajan dan jangan lupa, bersedekah.
Jelaskan soal ATM dan kartu kredit. Anak
kerap kali salah kaprah soal ATM dan kartu kredit. Untuk ATM, mereka
kerap berpikir, betapa enaknya orang tua bila ingin uang, tinggal
mengambil di mesin. Sedangkan kartu kredit, anak berpikir betapa enaknya
orang tua, bila ingin berbelanja cukup dengan memakai kartu plastik.
Kita, sebagai orang dewasa, tentu langsung bereaksi bahwa anggapan itu
tidak benar, namun anak, memercayai hal tersebut. Memberikan penjelasan
yang mendalam, bakal membantu mereka memahami fungsi kedua kartu plastik
tersebut. Harapannya, ketika mereka dewasa, salah kaprah tidak
berlanjut.
Sumber
12.34 | Label: Keuangan | 0 Comments
Kempeskan Dompet Anda
Memiliki dompet tebal bukan lagi jaminan tebal pula uang yang
disimpan di dalamnya. Kehidupan yang serba mengandalkan kartu plastik
menjadi salah satu penyebab semakin menebalnya dompet.Kartu
kredit, ATM, kartu identitas seperti KTP dan SIM, kartu NPWP, serta
kartu-kartu keanggotaan dari mulai rumah sakit, asuransi, dan membership ini itu, memadati dompet yang ukurannya tak seberapa besar.
Apalagi
dengan aktivitas keuangan yang lebih banyak mengandalkan ATM dan kartu
kredit, dompet seringkali lebih banyak diisi dengan struk ATM atau kartu
kredit ketimbang uang tunai. Akibatnya, dompet
terlihat seperti tempat sampah dengan struk ATM dan kartu kredit yang
seiring berjalannya waktu berubah warna menjadi kuning dan lecek saking
lamanya bertempat tinggal di dompet.
Belum lagi kalau Anda hobil menyimpan uang logam di dompet. Uang
logam, membuat tak hanya dompet terlihat tebal, tapi juga membuat
dompet rusak. Perhatikan bulatan-bulatan yang tercap di lapisan kulit
dompet, sesuai dengan ukuran uang logam yang disimpan.
Menipiskan
isi dompet, selain membuat penampilan dompet Anda lebih layak, juga
membuat penampilan Anda jauh lebih pantas. Paling tidak, saat dompet
dikeluarkan dari kantong atau tas, tidak lagi terdapat hal-hal yang
memalukan. Bagaimana caranya? Simak tiga saran mengempeskan dompet Anda
berikut ini:
Pisahkan kartu. Pilih dua sampai tiga kartu yang sering Anda gunakan sehari-hari – biasanya KTP, kartu kredit dan dan
ATM utama – dan letakkan di slot kartu utama pada dompet. Kartu-kartu
lain yang jarang digunakan, atau baru sebulan sekali Anda gunakan,
ditumpuk menjadi satu dan simpan secara bersamaan di salah satu bagian
dompet. Dengan tidak meletakkan seluruh kartu pada slot kartu di dompet
akan mengurangi bagian yang menebal karena lapisan kulit dompet menjepit
satu kartu dengan yang lain, sebanyak kartu yang disimpan pada slot
kartu. Coba saja, dan dijamin dompet Anda akan mengempes.
Abadikan struk.
Jaman sudah modern, tidak perlu lagi menyimpan struk berpuluh-puluh
lembar di dompet. Kalau Anda merasa struk tersebut penting, cukup
abadikan dengan kamera
ponsel atau gadget. Buat folder berdasarkan tahun dan bulan untuk
menyimpan foto-foto struk. Anda bisa juga mengirmkan foto ke email
pribadi, mengunduhnya, lalu menyimpan di laptop
dengan sistem folder yang serupa, demi kenyamanan. Setelah melakukan
itu, tahapan terberat harus Anda lakukan: buang struk dari dompet.
Awalnya pasti sulit, namun lama kelamaan bakal lebih mudah. Dan yang
terpenting, dompet terlihat langsing dan lebih cantik.
Singkirkan uang logam. Yup, singkirkan uang logam dari dompet. Berjanji pada diri sendiri, tak akan lagi pernah menyimpan uang logam di dompet. Alih-alih menyimpan di dompet, simpan di tas, kantong, mobil, atau berikan sebagai tip atau sedekah.
Sumber
12.32 | Label: Keuangan | 0 Comments
Agar Tak 'Kalap' Saat Belanja
Awalnya, hanya ingin membeli bedak, tapi, saat melewati toko sepatu, Anda mampir, melihat-lihat, lalu membeli karena sedang sale.
Kejadian ini berulang di toko-toko berikutnya, sehingga Anda akhirnya
pulang dengan beberapa tas belanjaan. Padahal, sesampainya di rumah,
Anda sadar bahwa Anda tidak betul-betul membutuhkan barang-barang itu.
Sering mengalaminya?
Agar bisa menggunakan uang dengan bijak, sebaiknya Anda menerapkan kebiasaan baik berikut ini:
1. Kurangi biaya 'kemewahan kecil-kecilan' yang setiap hari Anda keluarkan
Seperti
minum kopi di kafe, mengobrol panjang lebar di ponsel, membeli rokok.
Kalau dijumlah, dalam setahun pengeluaran semacam ini bisa puluhan juta rupiah!
2. Praktekkan cara 'belanja sehat'
Biasakan
mengecek harga terlebih dahulu, serta membeli barang kebutuhan
sehari-hari dalam ukuran besar (jatuhnya lebih murah). Manfaatkan kupon
diskon, dan bandingkan merek dan harga.
3. Hindari mentalitas 'obral'
Kalau
Anda membeli barang seharga Rp 100 ribu dengan Rp 60 ribu saja, bukan
berarti Anda menghemat Rp 40 ribu. Barang itu barulah murah jika Anda
memang membutuhkannya. Manfaatkan masa obral untuk membeli benda
kebutuhan sehari-hari.
4. Lebih murah belum tentu berarti hemat
Kalau
benda yang murah itu mudah rusak dan membutuhkan perbaikan berkala,
artinya tidak murah. Lebih baik membeli barang yang lebih mahal tapi
berkualitas baik sehingga lebih awet.
5. Abaikan godaan belanja lebih banyak begitu Anda naik gaji
Ada dua cara untuk menjadi kaya:
mencari lebih banyak uang atau mengurangi kebutuhan. Memang jauh
berbeda, tapi tetap ada jalan tengahnya. Kalau Anda tidak otomatis
menambah pengeluaran ketika naik gaji, Anda akan menemukan 'kekayaan'
lain -rasa damai- karena Anda bisa menyimpan kelebihan yang itu.
Bukankah sebelumnya Anda bisa hidup nyaman tanpa itu?
Kartu kredit
Pakar keuangan menyarankan, jangan memiliki kartu kredit lebih dari dua. Selain membingungkan, Anda pun cenderung berbelanja lebih banyak.
Pilih kartu kredit
dengan cerdik. Pengelola kartu kredit sekarang saling bersaing dengan
menawarkan hadiah atau diskon khusus. Pilihlah yang sesuai dengan
kebutuhan Anda. Kalau Anda sering makan di luar misalnya, pilih kartu
yang menawarkan diskon khusus di banyak restoran.
Beberapa pengelola kartu kredit menawarkan potongan harga (cash back) berupa presentase dari jumlah yang Anda belanjakan. Potongan harga lebih berguna dibandingkan dengan point hadiah yang belum tentu Anda gunakan.
Sumber
12.31 | Label: Keuangan | 0 Comments
Perbesar Pendapatan, Perkecil Pengeluaran
Karena di forum terbuka, biasanya jarang ada peserta yang secara terang-terangan untuk ‘membuka’ kondisi keuangan pribadi dan keluarganya. Maka Hari biasanya balik bertanya, ‘Dari uang Rp1,2 juta tersebut dialokasikan untuk apa saja? Jawaban standar adalah uang tersebut banyak untuk keperluan konsumsi sehari-hari seperti sandang dan pangan.
Lalu Hari akan melanjutkan bertanya, ‘Siapa yang memegang kendali pengaturan keuangan?’ Biasanya dijawab, ‘Isteri. Itu sebabnya isteri kerap dipersepsikan sebagai menteri keuangan, bendahara keluarga dan sebutan-sebutan lainnya.’
Menurut Hari ini adalah hal yang runyam, karena suami belum melek finansial, dan isteri juga belum memiliki ilmu tentang pengelolaan keuangan keluarga (personal finance). “Disini mulai terletak jurang pemisah antara permasalahan keuangan, akibat dari pendapatan yang tidak bisa mengejar laju inflasi dan kenaikan harga-harga barang di pasaran dengan kondisi si pengatur keuangan keluarga,” papar Hari.
‘Apakah bisa menabung dengan pendapatan 1,2 jt tersebut?’ adalah pertanyaan hari kemudian, dan sudah bisa ditebak kalau jawabannya, ‘Boro-boro mau menabung, untuk mencukupi kebutuhan kehidupan sehari-hari saja tidak pernah cukup!’.
Walhasil, dari tahun ke tahun, hidup layaknya berputar pada satu lingkaran, tidak pernah beranjak ke luar lingkaran tersebut.
Yang paling menggelisahkan Hari adalah apakah ilmu perencanaankeuangan (financial planning) yang dia pelajari bisa menyelesaikan masalah tersebut?
“Karena rata-rata klien yang kami temui dan bantu memecahkan masalah, minimal penghasilannya di atas Rp5 juta,” papar Hari. “Dan di sini letak tantangannya, yaitu menyelesaikan masalah dengan pemberdayaan keluarga.”
Untuk Itu, Hari menjelaskan bahwa sebetulnya ada tiga cara yang bisa dilakukan, yaitu:
Bangun mind set ‘ingin berubah’. “Mindset adalah pola pikir atau cara Anda bertindak berdasarkan masukan yang kita terima, entah dari guru, orang tua, penasihat keuangan atau lingkungan yang mendidik Anda,” jelas Hari. “Pertanyaannya, maukah kita berubah?”
Hari lalu mengilustrasikan: Ketika dalam sebuah pelatihan dia mengeluarkan selembar uang seratus ribu rupiah. Lalu Hari bertanya kepada peserta pelatihan, “Bapak dan ibu, siapa yang mau uang di tangan saya?” Hampir semuanya menjawab, “Saya!” Lalu Hari mengulangi sekali lagi, “Siapa di ruangan ini yang mau uang seratus ribu rupiah?” Lagi-lagi banyak yang menjawab, “Saya!”
Tetapi, jawaban itu sebatas ucapan, ‘Saya!’ tanpa mau bertindak dan bergerak menuju ke Hari, sang empunya uang. “Dengan kata lain, Anda semua ingin punya uang, tetapi tidak mau take action,” jelas Hari. “Apakah Anda ingin kondisi keuangan keluarga seperti itu terus?”
Jika jawabannya tidak, menurut Hari, mulai hari ini Anda harus memutuskan untuk hidup hanya dari 90% penghasilan Anda, sedangkan sisanya yang 10% Anda tabung untuk masa depan perubahan keuangan Anda.
‘Lho, apa tidak semakin mempersulit keuangan keluarga?’ Hari menjelaskan bahwa coba tanyakan kepada diri sendiri, apakah Anda ingin hidup seperti itu selamanya? Tentu tidak. Jadi, jika Anda ingin berubah, menabunglah di awal ketika mendapatkan gaji atau penghasilan dari usaha Anda. Baru setelah itu untuk mulai menaikkan persentasenya perlahan-lahan.
Biasakan membagi porsi keuangan ketika sulit. Ketika Anda hidup dari hanya 90% penghasilan rutin atau bulanan, maka langkah selanjutnya adalah menginventarisir keahlian, bakat, hobi dan keterampilan Anda yang lain, yang bisa dikonversikan menjadi ide yang menghasilkan uang.
“Misal, bila pasangan bisa menjahit, kenapa tidak menerima pesanan jahitan dengan cara menyewa atau meminjam mesin jahit orang lain, yang dibayar berdasarkan sistem bagi hasil,” kata Hari.
Lalu, sekalipun Anda sedang dalam kesulitan keuangan, jangan berhenti berandai-andai untuk membagi alokasi keuangan Anda untuk tujuan keuangan masa mendatang. Namanya juga harapan, boleh saja Anda menuliskan impian keuangan, misalnya ingin pergi naik haji. Hal ini lebih baik ketimbang sudah tidak ada uang, Anda tidak punya harapan pula. Cara ini membuat Anda bersemangat melakukan perbaikan kondisi keuangan keluarga.
Dengan menuliskan tujuan keuangan dikala sulit, ini menandakan kita memiliki
Paling tidak ada tiga jenis alokasi keuangan yang dapat Anda lakukan, yaitu:
a. Proteksi. Untuk melindungi kehidupan keuangan Anda seperti ketika anak sakit, suami atau isteri terkena PHK dan sebagainya. Bisa dalam bentuk dana darurat atau asuransi.
b. Akumulasi. Prinsip sedikit-sedikit jadi bukit bisa Anda terapkan untuk tujuan keuangan kita. Tujuan Anda harus dikonversi dalam bentuk angka-angka keuangan. Misalnya, Anda ingin pensiun di usia 51, sementara saat ini usia Anda sudah menginjak 35. Maka ada jeda waktu 16 tahun untuk mempersiapkan diri, berapa yang harus ditabung dan diinvestasikan, menjadi berapa kira-kira uang tersebut di tahun 2029 – dengan asumsi tingkat inflasi 10% per tahunnya, lalu dijabarkan berapa rupiah per bulannya untuk konsisten menabung dan investasi, dengan instrumen investasi apa saja yang memungkinkan tujuan keuangan kita tercapai.
c. Distribusi. Perlu berpikir dari akhir, jika anak cucu kita nanti akan jadi apa kondisi keuangannya, maka dimulai dari diri kita hari ini, tentunya investasi ilmu yang utama dan harta.
Naikkan penghasilan. Masalah dari kebanyakan karyawan adalah hanya memiliki satu income (pendapatan). Nah, untuk bisa menaikkan penghasilan maka Anda harus mempunyai multiple income. Kalaupun saat ini tidak punya, yang paling penting adalah membiasakan diri Anda dengan hal-hal yang benar terlebih dahulu, bukan membenarkan hal-hal yang biasa.
“Dengan membiasakan hal-hal yang benar, tandanya Anda mau berubah dari kondisi keuangan yang tidak berdaya (financial helplessness) menjadi sehat keuangan (financial health),” jelas Hari. Nah, dengan memahami akar masalah keuangan tersebut, Anda akan menemukan solusi pengelolaan keuangan untuk penghasilan Rp1,2 juta tadi.”
Sumber
12.29 | Label: Keuangan | 0 Comments
Berhemat Tak Perlu Tersiksa
Kala lonjakan pengeluaran tidak diimbangi dengan kenaikan
pendapatan, itu saatnya Anda harus melakukan penyesuaian gaya hidup
menjadi lebih masuk akal. Terpangkasnya pengeluaran
membuat kita berpikir berkali-kali setiap kali hendak membeli suatu
barang. Barang kebutuhan pokok menjadi prioritas, sementara pembelanjaan
yang bersifat spontan harus ditinjau ulang.
Dengan kata lain,
Anda harus melakukan penghematan. Namun yang menjadi pertanyaan besar:
Dapatkah saya berhemat tanpa perlu tersiksa?
Menurut Mike Rini, CFP, financial planner dari MRE Financial & Business Advisory - PT Mitra Rencana Edukasi, jawabannya bisa. Bagaimana? Simak saja cara-cara berikut ini:
Mengendalikan hasrat atau keinginan. ”Bedakan
antara keinginan dan kebutuhan,” tegas Mike. ”Berbelanjalah berdasarkan
kebutuhan Anda, dan perhitungkan mana kebutuhan pokok yang mutlak dan
mana kebutuhan realistis yang masih bisa disesuaikan anggarannya.”
Jangan jadikan gengsi sebagai prioritas dalam berbelanja.
Keterbatasan anggaran, menurut perencana keuangan yang berkedudukan di
Jakarta Selatan itu, membuat perbaikan perilaku pembelanjaan semakin
penting. ”Mungkin tidak ada anggaran lagi untuk membeli pakaian, sepatu
atau aksesori bermerek, juga gonti-ganti ponsel yang hanya bertujuan
sekadar menjaga gengsi,” kata Mike. ”Untuk itu, terapkanlah kiat-kiat
merawat barang-barang yang sudah kita miliki agar bisa tampil rapi dan
hemat biaya.”
Kurangi frekuensi bepergian ke pusat perbelanjaan.
Menurut Mike, Anda harus membuat daftar kebutuhan terlebih dahulu, dan
berbelanja barang yang hanya terdapat dalam daftar belanja. ”Tidak perlu
selalu mengajak si kecil ikut berbelanja, dan usahakan agar langsung
menuju rak atau konter yang sudah direncanakan,” saran Mike.
Perhatikan berbagai cara menghindari sakit. Tujuannya
agar bisa menghindari biaya kesehatan yang mahal. Misalnya saja, Anda
harus mencoba menghindari stres karena banyak penyakit yang terpicu oleh
gangguan psikis. Mike menyarankan agar Anda menerapkan pola makan
sehat, juga melakukan olahraga secara rutin untuk meningkatkan kebugaran
tubuh tanpa bantuan suplemen.
Lakukan strategi meminimalkan beban rekening. Misalnya,
beban rekening listrik, telepon dan air. ”Caranya, dengan menggunakan
alat listrik berdaya rendah dan hematlah penggunaanya,” ujar Mike.
”Terapkan juga cara-cara penghematan telepon biasa dan pulsa HP,
misalnya dengan membiasakan membicarakan hanya hal-hal penting di
telepon, menggunakan kartu prabayar, mengurangi kegiatan chatting di
internet.” Mike juga menyarankan untuk menghemat penggunaan air dengan
menjadwalkan penggunaan pompa listrik, menggunakan air satu sampai dua
ember untuk mencuci mobil karena selang air membuat air bersih banyak
terbuang.
Rekreasi perlu, namun tidak harus mahal. Cobalah
menggali hakikat rekreasi dari hal-hal yang sederhana. Misalnya,
melakukan kegiatan bersama keluarga di rumah. ”Intinya, pemangkasan
biaya rekreasi tidak harus mengurangi makna rekreasi itu sendiri,” tegas
Mike.
Menurut Mike, masih banyak sekali ide penghematan dalam
rangka menyiasati kenaikan harga saat penghasilan belum bertambah.
Dengan sedikit kreativitas dan kerja sama seluruh anggota keluarga, maka
penghematan bisa membantu Anda menyeleseaikan masalah itu dalam jangka
pendek, sambil secara pelan-pelan dalam jangka panjang Anda melakukan
usaha-usaha menambah penghasilan.
Sumber
12.27 | Label: Keuangan | 0 Comments
Manajemen Amplop
“Kalau gaji Anda di atas UMR dan keuangan Anda masih morat-marit, mungkin yang salah bukan penghasilan, tetapi pengeluaran Anda yang berhubungan dengan gaya hidup,” ungkap Aidil Akbar Madjid, perencana keuangan dan pakar ekonomi mikro dan keluarga. Terlebih lagi dengan berbagai fasilitas perbankan, terutama kartu debit atau ATM, otomatis kita lebih sulit mengontrol pengeluaran.
Oleh karena itu, menurut Aidil, perlu diterapkan cara konvensional untuk membenahi kondisi finansial, yaitu dengan menggunakan amplop. Anda hanya perlu membagi penghasilan untuk dimasukkan secara berurutan ke tiga amplop: merah, kuning dan hijau.
Pertama, masukkan 10-25% penghasilan bulanan ke amplop merah untuk investasi jangka panjang, yang dibagi lagi ke sejumlah pos, seperti dana pendidikan anak, pensiun dan membeli rumah atau mobil. Berikutnya, masukkan 20-30% gaji ke amplop kuning untuk pengeluaran tahunan, dengan pos-pos pembayaran pajak, asuransi dan simpanan dana darurat. Setelah kedua amplop tadi terisi, barulah Anda boleh mengisi amplop terakhir dengan sisa gaji. Amplop itu berwarna hijau dan diperuntukkan bagi pengeluaran yang bersifat bulanan, seperti transportasi, makan, minum dan cicilan.
Tetapkan jumlah uang untuk tiap pos dalam masing-masing amplop. Kalau ada kelebihan penggunaan di satu pos, kekurangannya harus diambil dari pos lain di amplop yang sama, sehingga Anda pun harus berhemat.
Meski memiliki tabungan di bank, amplop merupakan cara manual mendisiplinkan pengeluaran, apalagi yang bersifat bulanan. “Bulan pertama digunakan untuk mengecek kondisi finansial. Bulan-bulan berikutnya baru boleh menggunakan satu rekening untuk pengeluaran bulanan, dan satu lagi untuk pengeluaran tahunan,” jelas Aidil.
Berhubung hanya isi amplop hijau yang boleh dikeluarkan sehari-hari, percayalah, Anda akan lebih berhati-hati mengeluarkan uang untuk hal-hal yang menjadi keinginan, bukan kebutuhan. Soalnya, begitu jumlahnya menipis, Anda otomatis berpikir dua kali untuk mengeluarkannya.
Sumber
12.25 | Label: Keuangan | 0 Comments
Prospek dan Analisa Bisnis Bakso
Usaha bakso adalah satu diantara bisnis makanan yang masih tumbuh subur sampai sekarang. Prospek usaha bakso masih terbuka lebar, bagi siapa saja yang jeli menangkap peluang ini. Sebagai gambaran, coba
kita tengok di sekeliling rumah atau jalan yang ramai kendaraan di
dekat rumah. Sangat mudah bukan menemukan usaha ini bertebaran
disekeliling kita.
Berikut Gambaran Analisa Usaha Bakso
1. Asumsi bahwa
- Tempat usaha adalah sewa
- Tenaga kerja satu orang
- Modal usaha dari modal sendiri
- Gerobak Rp. 1.000.000
- Gas dan kompor Rp. 500.000
- Meja dan Kursi Rp. 1.000.000
- Peralatan mangkok dan gelas Rp. 750.000
- Peralatan lain Rp. 500.000
- Bahan Makanan 50 porsi x 30 hari x @Rp 4.000 = Rp. 6.000.000
- Sewa tempat Rp. 500.000
- Gaji karyawan satu orang Rp. 750.000
- Transportasi Rp. 300.000
- Penjualan makanan 50porsix30harix Rp7.500 = Rp 11.250.000
- Pengeluaran selama satu bulan Rp 7.550.000
- Laba usaha per bulan Rp 3.700.000
12.24 | Label: Wirausaha | 0 Comments
Analisa Usaha Usaha Sablon
Menjadi seorang mahasiswa, tentunya tidak menutup peluang bagi Anda untuk bisa merintis sebuah usaha. Berbagai macam peluang bisnis sampingan
bisa Anda jalankan untuk mendatangkan untung besar setiap bulannya.
Contohnya saja seperti usaha sablon kaos yang bisa Anda mulai dengan
modal ringan dan mendatangkan keuntungan yang cukup besar.
Dalam menjalankan bisnis usaha sablon kaos, bisa dikatakan target pasar yang bisa Anda bidik tidak terbatas. Mulai dari konsumen individu yang ingin membuat kaos satuan dengan desain yang tidak pasaran, menerima pesanan massal seperti untuk seragam perusahaan, seragam panitia acara tertentu, seragam organisasi tertentu (unit kegiatan mahasiswa, karang taruna, remaja masjid, dan lain sebagainya), serta bisa juga menjalin kerjasama dengan para pelaku bisnis distro untuk mensuplay produk kaos unik di lapak dagang yang mereka miliki.
Proses ini dilakukan sebelum mencetak gambar atau desain diatas screen. Tujuannya, agar ketika kita menyapu tinta cetak yang dituangkan diatas screen, maka tinta yang akan turun hanya sebatas pola atau bentuk desain yang telah kita buat. Prosesnya tidak terlalu rumit, antara lain sebagai berikut :
- Bersihkan screen dengan air dan sabun colek/krim, kemudian bersihkan dengan kain spon. Selanjutnya keringkan dengan bantuan sinar matahari (posisi screen berdiri), hal ini perlu dilakukan agar kondisi screen benar-benar kering dan bersih.
- Langkah berikutnya oleskan obat afdruk/ stencil/ photo emulsion screen secukupnya ke bagian depan dan belakang screen (bisa menggunakan Rakel/ penggaris/ coater/ kuas cat agar hasilnya tidak terlalu tebal. Keringkan dengan diangin-angin menggunakan kipas angin atau blower, dan usahakan berada di tempat yang tidak terkena cahaya matahari.
- Siapkan film sablon yang telah dibuat dan rekatkan pada screen yang telah siap di posisi yang anda inginkan. Dalam proses tersebut ada dua langkah yang bisa Anda pilih, yaitu menggunakan penyinaran matahari atau bisa juga dengan cahaya buatan yang berasal dari lampu neon. Urutan untuk penyinaran dengan matahari bisa dilakukan seperti berikut : kaca, film, screen, bantal dengan kain hitam, papan. Sedangkan dengan Lampu neon 2×40 watt, urutannya sama tetapi tidak menggunakan kaca (karena biasanya sudah menggukanan meja afdruk).
- Setelah proses penyinaran, maka image/ bentuk yang anda inginkan akan terlihat di atas screen yang telah diberi obat afdruk tersebut. Terakhir, rontokkan obat afdruk yang masih menutupi image/ bentuk yang anda inginkan, dan segera siram dengan air bertekanan tinggi atau benamkan dalam air untuk merontokkan obat afdruk yang tersisa.
Pada tahapan penyablonan ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan :
- Pertama-tama, plester pinggiran gambar yang akan disablon agar cat tidak mengalir kemana-mana.
- Lalu, letakkan pasta warna/ rubber putih yang sudah dicampur dengan pigment/ warna yang Anda inginkan.
- Sebelumnya, gunakan papan triplex pada bagian dalam kaos agar cat tidak tembus ke bagian belakang.
- Gunakan rakel (alat sapu terbuat dari karet sintetis) untuk menyapu cat. Kemudian keringkan kaos yang telah disablon.
Setelah semua proses sabon selesai, selanjutnya bersihkan screen dengan dicuci menggunakan air yang dituangi obat pencuci screen. Gosok screen dengan kain spon, bilas dengan air bersih dan keringkan dengan bantuan sinar matahari.
Tidak seperti bisnis sablon digital yang membutuhkan bantuan mesin dengan harga yang cukup mahal, usaha sablon manual bisa Anda jalankan dengan menggunakan peralatan sederhana dan bisa dimulai dengan modal usaha yang tidak terlalu besar. Selain itu, tingginya kecintaan masyarakat terhadap produk kaos, menjadikan bisnis sablon ini memiliki prospek pasar yang masih sangat bagus. Tidak heran bila sekarang ini banyak orang yang menganggap prospek usaha sablon ini sebagai salah satu bisnis jangka panjang yang tetap akan dibutuhkan untuk mendukung perkembangan bisnis fashion di Indonesia.
Ketatnya persaingan pasar sering kali menghadirkan sebuah kendala bagi para pelaku usaha jasa sablon. Bahkan bisa dikatakan sekarang ini persaingan yang dihadapi tidak hanya dari sesama pelaku bisnis sablon manual, namun juga dari gempuran persaingan bisnis para pelaku usaha sablon digital yang belakangan ini mulai menawarkan inovasi-inovasi baru kepada para calon konsumen. Untuk itu, sebagai pelaku bisnis sablon manual tentunya Anda harus pintar-pintar memilih strategi pemasaran dan berusaha memberikan nilai lebih kepada para pelanggan Anda.
Yang terpenting dalam menjalankan bisnis sablon kaos secara manual adalah menjaga kulitas hasil kerja dan kualitas bahan kaos yang digunakan. Hal ini penting, mengingat baik buruknya pencitraan bisnis yang Anda miliki akan terbangun dari kualitas produk yang ditawarkan kepada para konsumen. Selanjutnya, peningkatan kualitas tersebut tentunya juga harus disertai dengan peningkatan masalah kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan. Usahakan kualitas hasil kerja yang diberikan sangat bagus dan proses pengerjaannya tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.
Analisa Ekonomi
Proses sablon dilakukan secara manual (screen printing).
Dikerjakan di rumah kontrakan dengan biaya sewa Rp 5.000.000,00
Modal awal
Sewa tempat per tahun Rp 5.000.000,00
Peralatan sablon (screen, rakel, kaca, kuas, dll) Rp 2.000.000,00
Bahan baku sablon (obat afdruk, cat, dll) Rp 750.000,00
Bahan baku kaos (@ Rp 22.000,00 x 40 pcs) Rp 880.000,00+
Total Rp 8.630.000,00
Peralatan mengalami penyusutan setelah digunakan selama 2 tahun :
= 1/24 bln x Rp 2.000.000,00 Rp 83.300,00
Biaya operasional
Stok bahan baku sablon selama 1 bulan Rp 750.000,00
Bahan baku kaos (@ Rp 22.000,00 x 80 pcs) Rp 1.760.000,00
Gaji tenaga kerja 1 orang Rp 750.000,00
Biaya sewa tempat/ bulan Rp 5.000.000.00 : 12 bln Rp 416.700,00
Biaya listrik dan telepon Rp 450.000,00
Biaya transport dan promosi Rp 600.000,00
Biaya penyusutan Rp 83.300,00+
Total Rp 4.810.000,00
Omset per bulan
Penjualan kaos per bulan :
@ Rp 75.000,00 x 80 pcs = Rp 6.000.000,00
Laba bersih per bulan
Rp 6.000.000,00 - Rp 4.810.000,00 = Rp 1.190.000,00
ROI (Return of Investment)
(Modal awal : laba bersih per bulan) = ± 7 bulan
12.20 | Label: Wirausaha | 0 Comments
Usaha Jasa Penitipan Anak
Konsumen untuk usaha ini adalah para orangtua yang sibuk atau tidak mempunyai cukup waktu untuk menjaga buah hati mereka seharian penuh.
- Menyediakan modal untuk membangun tempat usaha atau melakukan renovasi jika Andamenyewa tempat. Usaha ini membutuhkan tempat yang luas, khususnya untuk area bermain anak.
- Mencari baby sitter.
- Membeli perlengkapan yang di butuhkan, misalnya macam-macam permainan anak, tempat tidur anak, alat makan anak, dan lain-lain.
- Merenovasi tempat yang bisa menjadikan anak merasa nyaman.
- Mencari relasi atau melakukan promosi kepada teman atau kerabat Anda.
- Membuat iklan yang menarik dengan mengedepankan kenyamanan dan keamanan buah hati konsumen.
- Melakukan pengecekan setiap hari untuk memantau kegiatan yang dilakukan oleh baby sitter.
Modal awal
Peralatan
Renovasi ruangan Rp 1.000.000.00
Perlengkapan permainan anak Rp 1.000.000,00
Perlengkapan aksesoris anak Rp 1.000.000,00 +
Total Rp 3.000.000,00
Perhitungan laba/rugi per bulan
Pendapatan
10 orang anak @ Rp 600.000,00 Rp 6.000.000,00
Biaya-biaya
Perlengkapan anak Rp 2.000.000,00
Listrik + air Rp 300.000,00
Gaji pegawai 2 orang Rp 1.500.000,00
Gaji juru masak Rp 600.000,00
Telepon Rp 200.000,00
Transportasi Rp 200.000,00 +
Total Rp 4.800.000,00
Laba
Rp 6.000.000,00 - Rp 4.800.000,00 Rp 1.200.000,00
12.17 | Label: Wirausaha | 0 Comments
Peluang Usaha Pembuatan Sandal Spon
Sandal spons adalah alas kaki yang terbuat dari bahan spons, dengan menggunakan tali sandal (serampat) sebagai pengait antara telapak kaki dengan sandal agar tidak terlepas dan sering dipakai banyak orang dalam acara santai, jalan-jalan, berwudlu dll. Berikut adalah tehnik pembuatan sandal spons :
A. Bahan-bahan Untuk Membuat Sandal Spons
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan sandal spons antara lain:
1. Lembaran Spons kulit untuk lapisan atas sandal
2. Lembaran Spons ati untuk lapisan tengah sandal
3. Spons alas untuk lapisan sandal paling bawah
4. Bisband untuk tali sandal/serampat
5. Selang kecil dipasang pada serampat
B. Alat-alat Untuk Membuat Sandal Spons
Peralatan yang dipergunakan untuk membuat sandal spons adalah:
1. Pisau kecil dengan ujung lancip untuk memotong alas sandal dan melobang tempat tali sandal bagian belakang.
2. Gunting kain untuk memotong spons dan bisban.
3. Sikat baja untuk membuat kasar pada bagian yang mau dilem (direkatkan) agar dapat merekat sempurna dan tidak mudah mengelupas.
4. Lem karet untuk merekatkan lapisan-lapisan spons dan tali sandal.
5. Pres untuk mengepres sepons yang sudah dilem/ditempel.
6. Skrap untuk meratakan lem pada permukaan spons yang mau direkatkan.
7. Palu/martil untuk memukul saat membuat lobang.
8. Balok kayu/papan sebagai alas ketika melobangi alas sandal baik untuk memasang tali sandal maupun pembuatan asesoris.
9. Mal karton untuk mengukur besar kecilnya sandal sesuai ukuran kaki.
10. Mal kayu untuk mengukur tali sandal sesuai ukuran.
11. Alat untuk melobangi semacam pahat ukir untuk membuat lubang tali sandal bagian depan dan untuk membuat asesoris.
12. Gerinda listrik untuk meratakan bekas potongan pada sandal bagian tepi sandal jika bekas potongan yang belum rata.
13. Amplas no 3 untuk menghaluskan bekas potongan sandal bagian tepi.
C. Cara-cara Membuat Sandal Spons
Langkah-langkah pembuatan sandal adalah sebagai berikut:
1. Persiapan alat dan bahan.
2. Memotong lembaran spons dengan ukuran disesuaikan ukuran sandal.
3. Potongan spons yang mau dilem disikat menggunakan sikat baja agar kasar sehingga mudah direkatkan dan daya rekatnya kuat.
4. Merekatkan potongan spons yang sudah disikat dan diolesi lem sampai rata sebanyak 3 lapis dengan urutan : lapisan paling atas menggunakan spons kulit, lapisan kedua dan ketiga menggunakan spons ati.
5. Menggambar desain sandal pada potongan spons kulit (lapisan atas sandal) dengan menjiplak ukuran/mal.
6. Melubangi tempat tali sandal/serampat.
7. Membuat tali sandal/serampat dan memasangnya.
8. Merekatkan lapisan bawah/alas dengan lapisan atas sandal.
9. Memotong sandal sesuai desain.
10. Merapikan bekas potongan (vanishing).
Semoga informasi mengenai usaha membuat sandal spon ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan memberikan inspirasi baru bagi para pemula yang tertarik menekuni dunia usaha. Salam sukses.
12.12 | Label: Wirausaha | 0 Comments
Peluang Usaha dari Limbah Kertas dan Kayu
- Mencari limbah kertas atau kayu serta perlengkapan atau peralatan yang anda butuhkan untuk membantu anda.
- Mencari orang untuk membantu anda.
- Menentukan barang yang akan dibuat serta kerangkanya.
- Melakukan promosi.
- Mencari toko aksesoris atau souvenir untuk menitipkan barang anda, jika perlu anda bisa menjualnya secara online.
07.52 | Label: Wirausaha | 0 Comments