Begini Cara Mengelola Hutang Menggunung

Tentunya dalam melunasi utang produktif ini harus enjoy. Sebaliknya, walau Anda masih muda, namun mudah sekali stres maka tetap porsi utang produktif berbanding dengan kekayaan harus dibawah 50%
Kita pasti sangat tidak mau memiliki utang. Apalagi sampai harus dikejar debt collector. Perbandingan antara utang dengan aset/kekayaan yang kita miliki idealnya kurang dari 50%, itupun kita lihat lagi, apakah utang tersebut lebih banyak utang produktif atau kebanyakan malah hutang konsumtif.

Sebelum membahas lebih lanjut, terlebih dahulu kita harus bisa membedakan utang tersebut jenis utang produktif atau utang konsumtif. Gampangnya, jika kita membeli suatu barang/jasa yang nilai dan manfaatnya terasa sangat besar dan nilai dari barang/jasa tersebut bisa bertambah atau menciptakan nilai tambah dikemudian hari maka itu adalah utang produktif. Contoh:membeli rumah dengan KPR. 

Namun jika kita membeli sesuatu hanya untuk memenuhi keinginan dan bukan kebutuhan, apalagi demi menunjang gaya hidup, dan dengan utang tersebut tidak ada nilai tambahnya sama sekali bahkan cenderung membebani keuangan kita dimasa depan, maka dapat dipastikan itu adalah jenis utang konsumtif yang harus dihindari.

Jika yang Anda miliki adalah utang produktif dengan porsi perbandingan utang dengan kekayaan sedikit diatas 50%, jika Anda masih muda dan usia masih produktif  untuk bekerja tidak masalah menurut  saya, bahkan memacu Anda untuk lebih semangat dalam bekerja. 
Tentunya dalam melunasi utang produktif ini harus enjoy. Sebaliknya, walau Anda masih muda, namun mudah sekali stress maka tetap porsi utang produktif berbanding dengan kekayaan harus dibawah 50%

Nah, jika yang Anda miliki ternyata utang konsumtif ini yang harus diwaspadai. Saya menyarankan untuk Anda segera dalam melunasi utang konsumtif ini. Berikut adalah tips untuk melunasi hutang konsumtif yang nilainya besar:
1. Tanamkan dalam hati bahwa Anda bertekad untuk melunasi semua utang tersebut, dan terus berpikir positif bisa melunasi hutang tersebut
2. List daftar utang dan bagilah utang tersebut dalam beberapa kelas bunga/denda yaitu utang dengan bunga tinggi, sedang, rendah dan tanpa bunga.
3. Tingkat kenyaman seseorang untuk membayar utang sebenarnya adalah tidak melebihi 35% dari pendapatan perbulan, namun pada kasus khusus seperti ini, semakin besar bisa mengangsur untuk membayar utang akan semakin baik. Dayagunakan semua aset lancar yang ada untuk membayar utang konsumtif, terutama yang bunganya paling tinggi terlebih dahulu.
4.  Untuk sementara hiduplah dengan gaya hidup paling minimal yang Anda bisa. Memang ini sebuah pilihan sulit, namun ibarat minum obat, walau pahit tetap harus diminum. Begitupun dengan penanganan utang konsumtif ini. cara ini harus ditempuh, sehingga sisa uangnya bisa digunakan untuk membayar utang
5. Cobalah minta keringanan dengan pihak kartu kredit, sertakan bukti bahwa memang tidak sanggup membayar pokok+bunganya saat ini, namun tetap beritikad baik untuk membayar pokoknya. banyak orang yang menempuh jalan ini dan ternyata berhasil hanya membayar pokoknya saja plus diberikan keringanan untuk mengangsur
6.  Jalankan komitmen pembayaran hutang point no 3, yaitu  membayar utang dengan bunga tinggi terlebih dahulu sampai lunas atau porsi yang lebih besar. ini untuk menghindari utang yang menggulung yang akan membebani arus kas Anda tiap bulannya. Utang dengan tingkat bunga sedang dan kecil tetap harus dibayar sejumlah minimalnya. Ini untuk menghindari dikejar-kejar debt collector. Tentu Anda tidak ingin berurusan dengan para debt collector bukan?
7.  Setelah utang dengan tingkat bunga paling tinggi lunas, maka lunasi utang dengan tingkat bunga sedang lalu rendah kemudian utang tanpa bunga.
8. Sejalan dengan semua upaya yang dilakukan maka carilah pekerjaan sampingan atau penghasilan tambahan yang dikuasai, jika nominal hutang sangat besar, ini untuk mempercepat pelunasan utang. pekerjaan sampingan/penghasilan tambahan ini bisa bermula dari hobi atau keahlian lain yang Anda miliki
9.  Jika memang jumlah utang sangat besar,  lihat lagi daftar aset yang dimiliki apakah ada yang bisa dicairkan atau dijual untuk membayar utang dengan bunga. Biasanya orang-orang merasa sayang akan asetnya jika harus dipergunakan untuk membayar utang namun mari kita hitung-hitungan. Seandainya Anda punya deposito dengan tingkat bunga atau bagi hasil hanya 4%/tahun (net setelah potong pajak) sedangkan bunga kartu kredit bisa 36% pertahun bahkan lebih karna bunga berbunga, maka sudah jelas RUGI jika tetap menahan deposito dengan bunga hanya 4%/tahun. Untuk menjual barang berharga lainnya memang harus TEGA untuk masa depan dan kenyamanan Anda sendiri
10.Jika telah lunas, berjanjilah pada diri sendiri  untuk tidak terjebak dalam utang konsumtif lagi. jujur lah pada diri sendiri mengenai kesanggupan gaya hidup yang saat ini dimiliki. dan jika meggunakan kartu kredit, bayarlah sampai lunas sebelum jatuh tempo. Buat anggaran terpisah untuk belanja dan bersenang-senang/shopping account.

Langkah selanjutnya adalah mulailah membuat perencanaan keuangan untuk pribadi dan keluarga (jika sudah berkeluarga), untuk kehidupan yang lebih nyaman dan tentram. bisa dengan membuat perencanaan sendiri atau menggunakan jasa perencana keuangan.

Cara Canggih Mengelola Hutang

Kata inflasi, inilah momok menakutkan yang 'merampok' uang kita secara diam-diam. Merampok? Tidak, ini bukan istilah hiperbola. Karena faktanya inflasi memang menggerogoti uang kita secara perlahan. Jangan mengira uang tabungan kita di bank bakal aman-aman saja. Gara-gara inflasi, nilai uang kita akan terus tergerus.Semakin tinggi angka inflasi, maka semakin kecil nilai tukar uang kita terhadap suatu harga barang.

Karenanya, untuk mengantisipasi tergerusnya nilai tukar uang tersebut perlu dilakukan investasi. Menyisihkan uang dalam investasi dinilai sebagai jalan yang tepat untuk melampaui angka inflasi. Selain menjaga uang dari inflasi, berinvestasi juga membuat pemilik uang mendapatkan keuntungan.

Konsultan Investasi dari PT Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno, mengatakan selain menghindari inflasi, dengan berinvestasi pemilik uang juga dapat mencapai tujuannya, yaitu melipatgandakan kepemilikan uang dari keuntungan investasinya. Berinvestasi seharusnya dilakukan oleh semua orang. “Karena ini adalah pilihan masuk akal dalam merencanakan keuangan di masa yang akan datang,” ujarnya kepada Republika.

Berinvestasi bukanlah pilihan yang tidak mungkin dilakukan. Semua orang bisa melakukan investasi dengan kemampuan keuangan masing-masing. Mike memaparkan, kebutuhan atau keinginan ekonomi yang terus berkembang memang sulit ditampik, apalagi pemenuhan hasrat ekonomi itu hanya mengandalkan gaji semata. “Maka investasi adalah jalannya. Karena itu saat yang paling tepat berinvestasi adalah ketika memiliki kelebihan uang,” imbuhnya.

Lalu bagaimana bila kita memiliki keterbatasan dana? Mike mengingatkan, tidak selamanya berinvestasi harus menunggu kelebihan uang. Berapapun keuang an yang kita miliki seharusnya dapat digunakan untuk investasi. Karena kunci dalam berinvestasi bukan saja pada jumlah uang, namun pada kedisiplinan, sama seperti menabung.

Namun, apabila uang yang dimiliki ternyata belum cukup untuk melakukan investasi, maka ada baiknya ditabung terlebih dahulu hingga jumlah tersebut cukup untuk diinvestasikan. �gTetapi penting untuk diingat, produk investasi tidak sama dengan tabungan. Sebab menabung bukan untuk mencari keuntungan. Sedangkan investasi bertujuan mencari keuntungan, papar Mike.

Selain kepemilikan uang, keputusan berinvestasi juga harus melihat kondisi ekonomi secara makro. Hal ini karena akan sangat berpengaruh terhadap perubahan tingkat inflasi. Kondisi makro ekonomi yang tidak stabil akan membuat tingkat inflasi tinggi dan meningkatkan tingkat suku bunga. Jika hal itu terjadi maka akan menyulitkan keputusan berinvestasi, tutur Mike.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Menurut pakar perencana keuangan, Safir Senduk, sebelum memutuskan berinvestasi, ada baiknya melihat kemampuan keuangan kita terlebih dahulu. Setelah itu baru melihat seberapa beranikah kita mengambil risiko yang ada.

Menurutnya, terdapat tiga profil utama investor menghadapi risiko investasi, yaitu konservatif, moderat dan agresif. Mengukur kemampuan keuangan dan karakter investor ini penting, untuk menyesuaikan instrumen atau produk investasi yang akan dipilih,'' ujarnya

Hutang Baik vs Hutang Jahat

Memang sulit untuk 100% terbebas dari utang. Tapi bila Anda terpaksa berutang, pilihlah utang yang baik agar hidup Anda tak merana.
Menurut Eric Gelb, CEO Gateway Financial Advisors dan penulis buku Getting Started in Asset Allocation, utang terbagi dalam dua jenis yaitu utang baik dan utang buruk. Lalu, apa yang membedakan keduanya?

UTANG BURUK
Yang masuk ke dalam jenis ini adalah berbagai utang yang sifatnya konsumtif. Misalnya:
Utang kartu kredit
Utang ini dianggap paling buruk karena mudah sekali didapat, tapi juga sarat 'jebakan Batman'. Tinggal gesek, barang yang kita inginkan langsung terbeli. Namun, bunga tinggi yang diterapkan dan sistem pembayaran kita yang biasanya hanya  minimum payment akan membuat utang membengkak sehingga memberatkan keuangan.

Pinjaman tanpa Agunan

Zaman yang kian modern telah melahirkan rentenir-rentenir gaya baru. Spanduk atau brosur bertuliskan bank atau suatu lembaga keuangan yang bisa memberikan pinjaman tanpa agunan dengan proses cepat dan mudah, mungkin sudah sering kali Anda lihat di jalan-jalan.
Jangan mudah tertipu, karena yang jenis ini pun termasuk utang buruk. Selain bunga yang ditawarkan sangat mencekik, ada syarat lain yang biasanya akan memberatkan di kemudian hari.

Simpan Pinjam

Anda tentu memiliki simpanan uang di tabungan berjangka atau asuransi untuk keperluan masa depan. Namun karena sedang butuh uang, dana tersebut Anda cairkan dengan niat akan dikembalikan segera.

Ini pun termasuk utang yang buruk. Mengapa, karena dana tersebut bukan diperuntukkan untuk kebutuhan jangka pendek, sehingga tidak disarankan untuk diutak-atik sebelum waktunya. Belum Anda pun bakal terkena penalti atas pencairan itu. Jika Anda butuh uang mendadak dan berniat mengembalikannya dengan cepat, lebih baik pinjam pada keluarga atau teman saja.

UTANG BAIK

Sedangkan yang masuk ke dalam jenis utang baik adalah pinjaman 'investasi' yang memberikan nilai tambah pada uang Anda. Misalnya :

KPR

Kependekan dari Kedit Pemilikan Rumah. Utang ini termasuk baik. Pasalnya harga rumah mahal dan cenderung naik terus. Dan untuk membeli rumah yang harganya luar biasa mahal itu, mau tak mau Anda memang harus meminjam uang ke bank dan membayar kembali dengan mencicil. Jangka waktu cicilan utang yang panjang pun (bisa mencapai 20 tahun) takkan membuat Anda rugi, karena harga rumah Anda akan terus bertambah dari tahun ke tahun.

Pinjaman Sekolah

Mengapa pinjaman ini dianggap utang baik? Karena pendidikan merupakan investasi. Dengan menambah ilmu dan keterampilan, Anda pasti berharap mendapatkan kenaikan pendapatan yang bisa menutup utang tersebut. Namun, pinjaman sekolah ini juga bisa menjadi utang buruk, jika ijazah baru Anda tidak dihargai oleh tempat Anda bekerja.

Pinjaman Usaha

Pinjaman ini menjadi utang yang sangat baik. Apalagi, jika usaha yang dikelola dengan pinjaman tersebut memberikan keuntungan besar yang tak hanya bisa membayar utang tapi juga bisa memperkaya diri Anda. Namun jika usaha merugi, pinjaman baik ini pun bisa berubah menjadi utang buruk. Di sinilah diperlukan kepiawaian Anda dalam memutar roda usaha.

Tips mengelola utang agar keuangan terjaga

Berutang, bagi sebagian orang, masih dinilai sebagai hal yang tabu. Utang di mata  beberapa kalangan identik dengan ketidakmampuan keuangan dan stigma miskin alias kekurangan.

Tentu, tidak ada yang salah dari anggapan itu. Anda pasti tahu, arti harfiah dari utang alias Liabilitymemang berarti kekurangan. Namun, perkembangan dunia keuangan telah menempatkan utang sebagai salah satu bagian strategi meningkatkan kepemilikan aset, yakni apa yang disebut leverage atau daya pengungkit.
Jamak kita menemui, perusahaan membiayai modal usaha dari utang. Dari hasil ekspansi usaha itu,perusahaan bisa mencetak margin sekaligus membayar utangnya. Cara itu lazim ditempuh oleh korporasi.
Bagi individu, strategi yang sama juga ditempuh. Fasilitas kredit alias utang dalam beragam kemasan atawa produk makin akrab di kehidupan kita sehari-hari.
Berani bertaruh, sekarang ini jarang sekali kita menemui kenalan atau kolega yang tidak memiliki tanggungan utang. Kartu kredit, kredit pemilikan rumah, kredit pemilikan kendaraan, kredit modal kerja, kredit tanpa agunan, hingga utang di koperasi tempat kerja adalah jenis-jenis utang yang  kerap dimiliki oleh perorangan.
Singkat kata, berutang tidak lagi terhitung sebagai tabu yang ditulis dalam huruf besar. Berutang  bukan pantangan dalam perencanaan keuangan. Dengan berutang secara sehat atau sesuai kemampuan,  kita bisa menaikkan kemampuan keuangan. Namun, di sisi berseberangan, berutang tanpa perencanaan yang baik malah bisa menjerumuskan kita ke titik kebangkrutan. “Utang bagai senjata yang bisa
kita gunakan membela diri, namun bisa pula melukai si pemakai,” ujar Diana Sandjaja, perencana keuangan MRE Financial & Business Advisory, beranalogi.
Maka itu, sebelum memanfaatkan utang, pengenalan karakteristik diri dan kondisi keuangan mutlak kita lakukan. Jangan sampai terjadi, utang yang semula ingin Anda manfaatkan untuk menciptakan performa keuangan yang lebih baik justru berbalik menjadi sumber kesengsaraan Anda.
Utang tetaplah utang
Kendati bisa membantu kita mendongkrak kemampuan keuangan, utang tetaplah utang. Utang sejatinya sama saja dengan barang atau komoditas biasa di pasar. Para penjualnya, yakni kreditur,  membanderol produk utang yang harus dibayar si pembeli (debitur) dalam bentuk bunga kredit. Para kreditur juga berlomba menawarkan fasilitas utang dengan harga alias bunga kompetitif.  Berpikir, mempelajari, dan menimbang cermat beberapa prinsip penting harus dilakukan sebelum memutuskan untuk berutang.
Pertama, sama halnya dengan keputusan membeli sebuah barang, hal prinsip yang harus Anda jawab sebelum berutang adalah apakah Anda sungguh-sungguh membutuhkan utang tersebut? “Berutanglah hanya dalam kondisi mendesak dan butuh,” saran Eko Endarto, perencana keuangan Finansia Consulting. Kedua, periksa kondisi keuangan Anda. Jika memang memutuskan berutang, pastikan Anda memiliki kemampuan untuk membayarnya berikut risiko-risikonya.
Kesalahan yang sering terjadi pada orang yang agresif berutang adalah mereka kurang menimbang risiko-risikonya. Baik dari risiko bunga maupun risiko kesinambungan sumber penghasilan yang digunakan untuk membayar utang. Mereka mengira, kondisi penghasilannya akan tetap stabil selamanya. Padahal, risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kebangkrutan bisnis tidak bisa
100% hilang. “Jangan pernah mempertaruhkan pendapatan yang tidak pasti dengan beban pembayaran Ketiga, cermati tawaran fasilitas utang yang hendak Anda ambil. Lakukan riset dan perbandingan dengan tawaran bunga kredit sejenis di pasar. Jangan sampai Anda tergiur berutang hanya karena  terbujuk rayuan klaim bunga murah. Untuk itu, penting sekali mempelajari skema cicilan hingga Anda bisa berhitung cermat efek utang tersebut pada kondisi kocek Anda di masa mendatang.
Di sisi lain, jika saat ini posisi kolom utang Anda sudah terisi berbagai macam jenis utang,  memeriksa dan mengecek kesehatan utang hukumnya wajib. Apa saja yang perlu kita lakukan untuk  memastikan kondisi keuangan berikut utang kita, terjaga dalam kondisi aman? Mari kita simak bersama kiat dari para perencana keuangan, sebagai berikut.
Cek jenis utang
Utang menilik penggunaannya bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu utang produktif dan utang konsumtif. Utang produktif adalah utang yang kita gunakan untuk membeli aset produktif. Aset produktif, yakni aset yang nilainya terus meningkat atau menghasilkan nilai yang lebih besar dari cicilan utang. Termasuk di sini adalah kredit pemilikan rumah (KPR), kredit investasi, atau kredit modal kerja.
Sebaliknya, segala jenis utang yang kita manfaatkan untuk membeli aset konsumtif dinamakan utang konsumtif. Misal, kartu kredit untuk belanja barang di mal atau makan di restoran.
Para perencana keuangan menyarankan, jika memang terdesak berutang, ada baiknya Anda berutanguntuk pembelian aset produktif. Jika memang perlu memakai kartu kredit, pastikan penggunaannyauntuk mendukung kemudahan transaksi saja, bukan sebagai kartu utang apalagi “tambahan”diagnosis keuangan.
Ada beberapa rumus yang bisa Anda gunakan untuk mengecek masalah utang piutang ini. Pertama, rasio utang terhadap aset, yaitu perbandingan antara total utang dibagi total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan kita membayar utang. Angkanya harus lebih kecil dari 50%.
Kedua, rasio kemampuan pelunasan utang (debt service ratio). Rumus ini menghitung perbandingan antara total pembayaran utang per bulan dibagi penghasilan bulanan pencari nafkah utama. “Rasionya maksimal 30%. Jika angkanya mencapai 45%, sudah dikategorikan berbahaya,” jelas Pandji Harsanto, perencana keuangan dari Fin-Ally Financial Planning and Consulting.
Batas maksimal cicilan utang disepakati sebesar 30% jika itu berupa utang konsumtif. “Angkanya boleh hingga 40% jika digabungkan dengan utang produktif,” imbuh Eko.
Angka itu untuk menunjukkan seberapa banyak dana dari penghasilan si pencari nafkah utama untuk membayar cicilan utang. Jadi, rasio yang dihitung bukanlah dari total penghasilan bersama suami dan istri alias joint income.
Ketiga, rasio pelunasan utang non-hipotek. Angka ini untuk mengukur kemampuan pelunasan utang  konsumtif. Bisa dihitung dengan membagi total pembayaran cicilan non-hipotek per bulan dengan
penghasilan utama per bulan. Rasio maksimal adalah 15%. Jika ternyata angkanya melampaui 20%, itu peringatan bahwa kondisi keuangan Anda tidak sehat akibat beban utang konsumtif.
Bandingkan manfaat
Anda sudah mengukur rasio utang dalam buku keuangan. Agar kesehatan keuangan terjaga, perlu juga bagi kita mengukur manfaat utang yang hendak kita ambil atau utang lama yang sudah berjalan.
Apakah manfaat dari berutang itu lebih besar dibandingkan dengan biaya yang timbul akibat utang itu? “Jika lebih besar biaya dibanding manfaat, maka Anda perlu merestrukturisasi utang,” saran Diana.
Caranya, bisa dengan melunasi lebih cepat utang-utang yang tidak ekonomis. Bisa juga melakukan utang baru berbiaya murah. Langkah ini jamak dilakukan oleh korporasi untuk meringankan beban utangnya.
Utang-utang konsumtif ada baiknya terlebih dahulu dibereskan. Sedangkan, utang produktif bisa Anda periksa lagi biayanya. Jika memang memungkinkan, melunasi utang lebih cepat bisa menjadi langkah positif bagi keuangan Anda.
Anda harus waspada jika sudah menunjukkan tanda-tanda terkena penyakit utang. Perilaku gali lubang dan tutup lubang alias menggunakan utang baru untuk menutup utang lama bisa jadi indikasi bahwa utang mulai menjerat Anda.
Selain itu, ketika Anda cuma membayar cicilan minimum sebagai syarat pelunasan agar tidak default (gagal bayar), itu juga menandakan perilaku utang Anda tak sehat.
Begitu juga ketika Anda menutup pengeluaran sehari-hari dengan kartu kredit karena tidak punya sumber dana lain. “Ciri lain, jika Anda tidak mengetahui total utang sendiri dan kepada siapa saja berutang,” imbuh Diana.
Bereskan segera!
Lantas, bagaimana jadinya jika kondisi keuangan kita sudah telanjur karut-marut akibat masalah utang? Rasio-rasio utang telah menunjukkan warna merah, apa yang harus kita lakukan?
Diana memberikan beberapa tip agar masalah utang tak semakin runyam membelit Anda. Pertama, coba inventaris lagi semua utang yang Anda miliki, termasuk utang kepada keluarga dan rekan. Adapun untuk utang kepada lembaga keuangan, pastikan lagi berapa besar bunga kredit dan sudah berapa lama Anda menunggak cicilan.

Kedua, buatlah prioritas pelunasan utang, mulai dari utang yang berbiaya paling besar. Ingat, biaya utang tak cuma berupa bunga, lo. Perhatikan dan hitung pula denda keterlambatan, biaya administrasi kredit, juga skema hitungan bunganya. Dari sana Anda bisa membandingkan mana utang yang paling murah dan mana yang paling mahal.
Ketiga, bayarlah utang Anda di atas cicilan minimum. Tujuannya, supaya pelunasan bisa lebih cepat.Keempat, jika memang mendesak, jual saja sebagian aset Anda untuk melunasi utang-utang.
Kelima, jika ternyata Anda sudah tidak mampu membayar utang, cobalah melobi kreditur. Anda bisa meminta pembuatan perjanjian agar utang Anda dijadikan cicilan tetap, tidak lagi diperhitungkan sebagai bunga berjalan. “Negosiasikan lagi bunga yang dikenakan dan jadwal pembayaran, sesuai kemampuan Anda agar tidak menunggak. Ingat, ini kesempatan terakhir Anda, jangan disia-siakan,” andas Diana.
Keenam, ketika semua utang sudah lunas, gunakan jatah cicilan utang itu untuk memulai berinvestasi. Terakhir, yang tak kalah penting, ingat-ingat saja pengalaman utang nan pelik itu agar Anda selalu berpikir matang sebelum memutuskan berutang lagi.
Para perencana keuangan sepakat, meski bukan strategi tabu untuk mengerek kapitalisasi aset, erutang tetap saja bukan pilihan terbaik untuk itu. Menjalankan gaya hidup sesuai kemampuan finansial yang kita miliki adalah prinsip utama. Jika Anda sudah cukup nyaman tanpa utang, mengapa juga tergiur godaan berutang?
Bagaimanapun, wajah keuangan dengan nilai utang minim adalah lebih sehat ketimbang kantong yang bolong akibat penuh utang. Jadi, sudah siap menjaga kocek sehat dari utang-utang tak sehat? Semua kembali pada pilihan Anda.
Sosiolog Daniel Bell menyebut sistem pembelian dengan cara utang yang terepresentasikan oleh kartu kredit sebagai satu dari dua penemuan manusia paling menakutkan setelah mesiu.
Kartu kredit bersanding dengan iklan, dalam kacamata Bell, telah mendekonstruksi paradigma berpikir masyarakat tentang prinsip pengendalian diri. Teriakan Bell tahun 1960-an itu sepertinya masih relevan diungkit di hari-hari ini.
Di ranah pribadi, kita bisa merasakan sendiri gempuran varian produk kartu kredit lewat iklan. Iming-iming “kemudahan” transaksi dengan kartu kredit, mulai dari belanja baju, tiket pesawat, dan sebagainya, silih berganti menggoda.
Jika Anda menilai hidup Anda bisa lebih mudah dengan kartu kredit, tak soal memutuskan memiliki kartu kredit. Kuncinya tetap pada pengendalian diri. Menggunakan dengan bijak sembari melihat celah pemanfaatan secara optimal bisa menghindarkan Anda dari jebakan pahit kartu kredit.
Produk kartu kredit menawarkan keunggulan diskon harga bekerjasama dengan vendor tertentu. Alih-alih memanfaatkan diskon itu untuk keperluan konsumsi semata, mengapa tidak mencoba mengubahnya menjadi instrumen produktif?
Misal, memakai kartu kredit untuk kulakan barang diskon lantas dijual kembali dengan margin di atas bunga utang. “Sistem pembelian seperti ini bisa saja dilakukan bila kita sudah tahu arus barang dagangan yang dibelijualkan, juga kepastian jumlah yang dapat dijual kembali,” kata Pandji Harsanto, perencana keuangan dari Fin-Ally Financial Planning and Consulting
Anda bisa mengejar pembayaran tagihan sebelum jatuh tempo sehingga Anda terbebas dari bunga. Alhasil, kartu kredit yang identik sebagai utang konsumtif bisa Anda ubah menjadi modal usaha. Tentu saja, itu bisa ditempuh setelah Anda cermat dan matang menghitung untung ruginya!
Temuan Menakutkan Abad Modern
Saya sering sedih melihat permasalahan buruh di Indonesia. Ini adalah kelompok yang sering berdemonstrasi memperjuangkan apa yang menurut mereka adalah hak sebagai pekerja. Salah satu yang sering menjadi tuntutan adalah upah minimum. Kesedihan saya bukan soal demonstrasinya, tapi soal kesejahteraan mereka. Penghasilan buruh yang meningkat tidak dibarengi dengan perbaikan kesejahteraan. Sebab, para buruh memiliki keterbatasan pengetahuan dan keterampilan keuangan.
Lalu, seperti berjodoh, bulan lalu saya mendapat kesempatan hadir menjadi pembicara seminar di hadapan buruh sebuah pabrik plastik. Kegiatan ini kami lakukan sebagai sebuah rangkaian kegiatan sehingga bisa betul-betul mengajak para buruh melakukan praktik perbaikan kondisi keuangan. Ada beberapa hal yang menjadi diskusi penting tersebut.
Pengaturan arus kas
Saat menerima penghasilan, para buruh perlu mengerti bahwa pengeluaran terbagi menjadi 4 kategoriesar: tabungan atau investasi, cicilan utang, pengeluaran rutin, dan lifestyle.
Mungkin ada yang tidak percaya para buruh memiliki pengeluaran lifestyle. Ternyata, bahkan di level buruh sekalipun, dengan penghasilan yang serba terbatas, lifestyle tetap menjadi masalah besar. Hasil diskusi dengan para buruh menunjukkan bahwa banyak buruh memilih untuk mementingkan biaya pulsa dan rokok daripada menabung untuk biaya sekolah anak.
Salah satu cara yang sederhana untuk belajar mengatur arus kas adalah dengan sistem amplop. Sistem amplop ini bisa membantu kita memilah-milah uang berdasarkan pos pengeluaran yang ada. Dengan cara ini kita jadi bisa melihat ke mana saja uang kita pergi dan sadar akan pengeluaran setiap bulan.
Tujuan finansial: rumah
Saya senang sekali ketika banyak buruh ini sudah memiliki cita-cita. Orang yang memiliki cita-cita akan memiliki semangat lebih banyak untuk maju. Salah satu cita-cita yang banyak menjadi bahasan dalam kunjungan pabrik itu adalah rumah.
Ya, memiliki rumah sendiri adalah sebuah kebanggaan. Kebanyakan orang akan membeli rumah dengan cara kredit bank. Maka penting kita memiliki kemampuan menabung agar bisa mengumpulkan down payment rumah yang kita inginkan.
Selanjutnya soal cicilan KPR. Kita perlu membatasi total cicilan kita hingga maksimal 30% dari penghasilan bulanan. Maka, saya mengingatkan para buruh ini agar berhati-hati saat tergiur mencicil barang-barang konsumtif. Jangan sampai punya telepon seluler baru dengan mencicil, tapi tidak sanggup lagi membayarkan cicilan KPR.
Bereskan segera
Semua orang, termasuk para buruh, perlu untuk berinvestasi. Namun jenis investasi yang cocok bagi setiap orang akan berbeda-beda. Soal investasi ini, harus hati-hati. Jangan sampai masuk ke dalam produk yang mereka tidak mengerti.
Jadi, rekomendasi untuk buruh di pabrik plastik ini saya batasi pada produk tabungan, deposito, emas Logam Mulia, rumah petak, atau kepemilikan ternak dan sawah. Diskusi dengan para buruh pun menjadi seru. Mereka bersemangat karena membayangkan uang yang bekerja untuk mereka.
Tapi ternyata, tak bisa menganggap remeh wawasan finansial buruh. Ada beberapa yang pengetahuannya bahkan sudah lebih banyak. Saya sempat kaget karena ada di antara para buruh ini yang sudah mulai berinvestasi di reksadana!
Ketiga hal penting itu tentu bisa dipraktikkan oleh semua orang dengan latar belakang yang beragam. Tapi, lalu saya pun jadi gemas. Para buruh saja bersedia melakukan perbaikan pada kondisi keuangan mereka, tapi masih banyak mereka yang karyawan, yang pendidikannya lebih tinggi, penghasilannya jauh lebih besar, masih tidak peduli pada proses perbaikan keuangan ini.
Kesimpulan saya setelah beberapa kali kunjungan ke pabrik tersebut, ternyata para buruh di sana adalah orang-orang yang sangat optimistis dan ingin belajar. Tentu saja saya sangat senang karena artinya banyak harapan untuk bisa meningkatkan kesejahteraan buruh. Mudah-mudahan bukan saja upahnya yang meningkat, tapi juga dibarengi dengan kemampuan meningkatkan jumlah tabungan dan investasi mereka.
Tentu ada proses. Kesejahteraan tidak bisa terjadi dalam sekejap. Saya berharap, para buruh segera merasakan proses bisa menabung, berinvestasi, memiliki rumah, menyekolahkan anak, dan pensiun.
Perbaikan kesejahteraan buruh adalah bagian penting dalam upaya memperkuat golongan menengah. Buruh yang sejahtera akan berkontribusi pada kekuatan ekonomi Indonesia. Kalau para buruh saja bisa mengupayakan menabung, apalagi mereka yang bekerja sebagai karyawan. Jadi, bagaimana dengan Anda? Apa yang sudah Anda lakukan untuk bisa memperkuat keuangan Anda sendiri?

Tanda Anda Terjebak Hutang..

Mengakui bahwa Anda terlilit utang ternyata bukan hal yang simpel. Mungkin karena gengsi – bagi banyak orang dan budaya berutang dianggap hal yang tidak layak, atau memang karena Anda merasa benar-benar tidak punya masalah dengan utang yang menggunung.

Kenyataannya, semakin lama Anda menolak mengakui memiliki masalah dengan utang, semakin dalam Anda tenggelam di kubangan utang. Sehingga, pada saat utang menggunung, Anda pun tenggelam di bawahnya. Pada saat itu justru jalan-jalan yang bisa meringankan beban utang Anda seakan buntu.

Coba baca daftar di bawah ini. Bila kebanyakan jawaban Anda ‘Iya’, maka Anda sudah terjebak di kubangan utang, dan segeralah mencari pertolongan:

  1. Tagihan kartu kredit Anda membumbung tinggi sementara penghasilan Anda berkurang.
  2. Anda hanya mampu membayar tagihan minimum utang kartu kredit, atau bahkan di bawah minimum.
  3. Anda mulai berakrobat dengan membuka utang baru untuk menutupi utang lama.
  4. Anda punya banyaksekali kartu kredit.
  5. Tagihan semua kartu kredit sudah mendekati limit atau bahkan over limit.
  6. Penggunaan kartu kredit Anda tiap bulan melebihi apa yang bisa Anda bayar.
  7. Anda sengaja lembur bekerja atau mencari pekerjaan sampingan untuk melunasi utang.
  8. Anda tidak tahu berapa jumlah utang Anda, dan tidak mau tahu.
  9. Anda mulai menerima panggilan telepon dari penagih atau surat peringatan dari kreditur.
  10. Anda memakai kartu kredit untuk membeli kebutuhan pokok seperti makanan dan bensin, bukan karena kenyamanan dan keamanan, melainkan tidak punya uang tunai.
  11. Anda mulai membongkar tabungan.
  12. Anda berbohong kepada pasangan tentang harga barang yang Anda beli.
Sumber

Ajarkan Keuangan Kepada Anak

Mengapa seseorang boros, sementara orang yang lain mampu bersikap hemat? Bisa jadi karena keduanya mendapatkan penddidikan keuangan yang berbeda dari orang tua mereka.Seorang teman pernah bercerita tentang bagaimana pemilik sebuah toko swalayan besar dan terkemuka di Indonesia menerapkan sistem bahwa dia dan seluruh anggota keluarganya – termasuk semua anak-anaknya – harus tetap membayar bila berbelanja di toko swalayan milik mereka.

Hal tersebut dia terapkan kepada anak-anaknya semenjak mereka masih kecil, sehingga ketika tumbuh dewasa kebiasaan itu tetap dijalankan dengan penuh kesadaran oleh anak-anak Sang Pengusaha tersebut.

Apa yang dilakukan sang pengusaha sejatinya adalah mengajarkan pendidikan keuangan kepada anak dia. Sebuah bentuk pendidikan yang nampaknya jarang sekali diberikan oleh orang tua sejak dini kepada anak-anak mereka.

Yang muncul kemudian adalah anak-anak yang manja, dan perengek, yang bakalan ngambek kalau tidak dibelikan apa yang mereka inginkan oleh orang tua. Apakah hal tersebut merupakan kesalahan anak? Belum tentu. Bisa jadi itu adalah hasil dari sikap orang tua sendiri terhadap uang.

Lalu, apa saja yang bisa dilakukan? Bila Anda orang tua, atau calon orang tua, simak ini:

Bekerja untuk uang. Camkan kepada anak bahwa uang tidak datang dari langit, melainkan harus diperoleh lewat suatu usaha yang dinamakan bekerja. Orang tua yang berangkat pagi dan pulang malam untuk bekerja dan mencari nafkah, adalah hal yang nyata dilakukan. Tinggal memberikan pemahaman kepada anak, betapan uang sulit dicapat, dan seyogyanya harus tidak dihambur-hamburkan. Dengan memberi pemahaman bahwa uang harus dicari lewat bekerja, berikan tantangan sederhana pada anak untuk “bekerja” agar bisa mendapatkan uang. Misalnya dengan meminta mereka membantu orang tua berbisnis seperti turut menjaga warung atau warnet milik orang tua, dan sebagainya.

Belajar menggunakan uang. Setelah anak memahami bahwa uang didapat melalui bekerja, ajarkan pula kepada mereka cara menggunakan uang. Caranya, dengan menanamkan pemahaman agar dalam penggunaan uang jangan sampai boros, karena, kembali ke hal di atas: untuk mendapatkan uang Anda harus bekerja. Uang yang sudah susah payah didapat harus dibuatkan anggaran yang tujuan utamanya adalah menabung, baru pengeluaran-pengeluaran lain seperti untuk jajan dan jangan lupa, bersedekah.

Jelaskan soal ATM dan kartu kredit. Anak kerap kali salah kaprah soal ATM dan kartu kredit. Untuk ATM, mereka kerap berpikir, betapa enaknya orang tua bila ingin uang, tinggal mengambil di mesin. Sedangkan kartu kredit, anak berpikir betapa enaknya orang tua, bila ingin berbelanja cukup dengan memakai kartu plastik. Kita, sebagai orang dewasa, tentu langsung bereaksi bahwa anggapan itu tidak benar, namun anak, memercayai hal tersebut. Memberikan penjelasan yang mendalam, bakal membantu mereka memahami fungsi kedua kartu plastik tersebut. Harapannya, ketika mereka dewasa, salah kaprah tidak berlanjut.
Sumber

Kempeskan Dompet Anda

Memiliki dompet tebal bukan lagi jaminan tebal pula uang yang disimpan di dalamnya. Kehidupan yang serba mengandalkan kartu plastik menjadi salah satu penyebab semakin menebalnya dompet.Kartu kredit, ATM, kartu identitas seperti KTP dan SIM, kartu NPWP, serta kartu-kartu keanggotaan dari mulai rumah sakit, asuransi, dan membership ini itu, memadati dompet yang ukurannya tak seberapa besar.

Apalagi dengan aktivitas keuangan yang lebih banyak mengandalkan ATM dan kartu kredit, dompet seringkali lebih banyak diisi dengan struk ATM atau kartu kredit ketimbang uang tunai. Akibatnya, dompet terlihat seperti tempat sampah dengan struk ATM dan kartu kredit yang seiring berjalannya waktu berubah warna menjadi kuning dan lecek saking lamanya bertempat tinggal di dompet.

Belum lagi kalau Anda hobil menyimpan uang logam di dompet. Uang logam, membuat tak hanya dompet terlihat tebal, tapi juga membuat dompet rusak. Perhatikan bulatan-bulatan yang tercap di lapisan kulit dompet, sesuai dengan ukuran uang logam yang disimpan.

Menipiskan isi dompet, selain membuat penampilan dompet Anda lebih layak, juga membuat penampilan Anda jauh lebih pantas. Paling tidak, saat dompet dikeluarkan dari kantong atau tas, tidak lagi terdapat hal-hal yang memalukan. Bagaimana caranya? Simak tiga saran mengempeskan dompet Anda berikut ini:

Pisahkan kartu. Pilih dua sampai tiga kartu yang sering Anda gunakan sehari-hari – biasanya KTP, kartu kredit dan dan ATM utama – dan letakkan di slot kartu utama pada dompet. Kartu-kartu lain yang jarang digunakan, atau baru sebulan sekali Anda gunakan, ditumpuk menjadi satu dan simpan secara bersamaan di salah satu bagian dompet. Dengan tidak meletakkan seluruh kartu pada slot kartu di dompet akan mengurangi bagian yang menebal karena lapisan kulit dompet menjepit satu kartu dengan yang lain, sebanyak kartu yang disimpan pada slot kartu. Coba saja, dan dijamin dompet Anda akan mengempes.

Abadikan struk. Jaman sudah modern, tidak perlu lagi menyimpan struk berpuluh-puluh lembar di dompet. Kalau Anda merasa struk tersebut penting, cukup abadikan dengan kamera ponsel atau gadget. Buat folder berdasarkan tahun dan bulan untuk menyimpan foto-foto struk. Anda bisa juga mengirmkan foto ke email pribadi, mengunduhnya, lalu menyimpan di laptop dengan sistem folder yang serupa, demi kenyamanan. Setelah melakukan itu, tahapan terberat harus Anda lakukan: buang struk dari dompet. Awalnya pasti sulit, namun lama kelamaan bakal lebih mudah. Dan yang terpenting, dompet terlihat langsing dan lebih cantik.

Singkirkan uang logam. Yup, singkirkan uang logam dari dompet. Berjanji pada diri sendiri, tak akan lagi pernah menyimpan uang logam di dompet. Alih-alih menyimpan di dompet, simpan di tas, kantong, mobil, atau berikan sebagai tip atau sedekah.
Sumber

Agar Tak 'Kalap' Saat Belanja

Awalnya, hanya ingin membeli bedak, tapi, saat melewati toko sepatu, Anda mampir, melihat-lihat, lalu membeli karena sedang sale. Kejadian ini berulang di toko-toko berikutnya, sehingga Anda akhirnya pulang dengan beberapa tas belanjaan. Padahal, sesampainya di rumah, Anda sadar bahwa Anda tidak betul-betul membutuhkan barang-barang itu. Sering mengalaminya?

Agar bisa menggunakan uang dengan bijak, sebaiknya Anda menerapkan kebiasaan baik berikut ini:

1. Kurangi biaya 'kemewahan kecil-kecilan' yang setiap hari Anda keluarkan

Seperti minum kopi di kafe, mengobrol panjang lebar di ponsel, membeli rokok. Kalau dijumlah, dalam setahun pengeluaran semacam ini bisa puluhan juta rupiah!

2. Praktekkan cara 'belanja sehat'

Biasakan mengecek harga terlebih dahulu, serta membeli barang kebutuhan sehari-hari dalam ukuran besar (jatuhnya lebih murah). Manfaatkan kupon diskon, dan bandingkan merek dan harga.

3. Hindari mentalitas 'obral'
Kalau Anda membeli barang seharga Rp 100 ribu dengan Rp 60 ribu saja, bukan berarti Anda menghemat Rp 40 ribu. Barang itu barulah murah jika Anda memang membutuhkannya. Manfaatkan masa obral untuk membeli benda kebutuhan sehari-hari.

4. Lebih murah belum tentu berarti hemat
Kalau benda yang murah itu mudah rusak dan membutuhkan perbaikan berkala, artinya tidak murah. Lebih baik membeli barang yang lebih mahal tapi berkualitas baik sehingga lebih awet.

5. Abaikan godaan belanja lebih banyak begitu Anda naik gaji
Ada dua cara untuk menjadi kaya: mencari lebih banyak uang atau mengurangi kebutuhan. Memang jauh berbeda, tapi tetap ada jalan tengahnya. Kalau Anda tidak otomatis menambah pengeluaran ketika naik gaji, Anda akan menemukan 'kekayaan' lain -rasa damai- karena Anda bisa menyimpan kelebihan yang itu. Bukankah sebelumnya Anda bisa hidup nyaman tanpa itu?


Kartu kredit

Pakar keuangan menyarankan, jangan memiliki kartu kredit lebih dari dua. Selain membingungkan, Anda pun cenderung berbelanja lebih banyak.

Pilih kartu kredit dengan cerdik. Pengelola kartu kredit sekarang saling bersaing dengan menawarkan hadiah atau diskon khusus. Pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Kalau Anda sering makan di luar misalnya, pilih kartu yang menawarkan diskon khusus di banyak restoran.

Beberapa pengelola kartu kredit menawarkan potongan harga (cash back) berupa presentase dari jumlah yang Anda belanjakan. Potongan harga lebih berguna dibandingkan dengan point hadiah yang belum tentu Anda gunakan.
Sumber

Perbesar Pendapatan, Perkecil Pengeluaran

Tahukah Anda, apa pertanyaan paling umum dan paling sering ditanyakan bila berhubungan dengan keuangan? Menurut Hari Putra, motivator finansial dan managing director WealthFlow 19 Technology Inc, jawabnya adalah, ‘Bagaimana cara mengelola gaji yang hanya Rp1,2 juta di kota besar seperti Jakarta?’ Saking seringnya pertanyaan sejenis diajukan dalam acara kajian keuangan yang Hari kelola, hal itu sama seringnya dengan pertanyaan, bagaimana cara kita memotivasi diri dan agar termotivasi tiap hari!

Karena di forum terbuka, biasanya jarang ada peserta yang secara terang-terangan untuk ‘membuka’ kondisi keuangan pribadi dan keluarganya. Maka Hari biasanya balik bertanya, ‘Dari uang Rp1,2 juta tersebut dialokasikan untuk apa saja? Jawaban standar adalah uang tersebut banyak untuk keperluan konsumsi sehari-hari seperti sandang dan pangan.

Lalu Hari akan melanjutkan bertanya, ‘Siapa yang memegang kendali pengaturan keuangan?’ Biasanya dijawab, ‘Isteri. Itu sebabnya isteri kerap dipersepsikan sebagai menteri keuangan, bendahara keluarga dan sebutan-sebutan lainnya.’

Menurut Hari ini adalah hal yang runyam, karena suami belum melek finansial, dan isteri juga belum memiliki ilmu tentang pengelolaan keuangan keluarga (personal finance). “Disini mulai terletak jurang pemisah antara permasalahan keuangan, akibat dari pendapatan yang tidak bisa mengejar laju inflasi dan kenaikan harga-harga barang di pasaran dengan kondisi si pengatur keuangan keluarga,” papar Hari.

‘Apakah bisa menabung dengan pendapatan 1,2 jt tersebut?’ adalah pertanyaan hari kemudian, dan sudah bisa ditebak kalau jawabannya, ‘Boro-boro mau menabung, untuk mencukupi kebutuhan kehidupan sehari-hari saja tidak pernah cukup!’.

Walhasil, dari tahun ke tahun, hidup layaknya berputar pada satu lingkaran, tidak pernah beranjak ke luar lingkaran tersebut.

Yang paling menggelisahkan Hari adalah apakah ilmu perencanaankeuangan (financial planning) yang dia pelajari bisa menyelesaikan masalah tersebut?
“Karena rata-rata klien yang kami temui dan bantu memecahkan masalah, minimal penghasilannya di atas Rp5 juta,” papar Hari. “Dan di sini letak tantangannya, yaitu menyelesaikan masalah dengan pemberdayaan keluarga.”

Untuk Itu, Hari menjelaskan bahwa sebetulnya ada tiga cara yang bisa dilakukan, yaitu:
Bangun mind set ‘ingin berubah’. “Mindset adalah pola pikir atau cara Anda bertindak berdasarkan masukan yang kita terima, entah dari guru, orang tua, penasihat keuangan atau lingkungan yang mendidik Anda,” jelas Hari. “Pertanyaannya, maukah kita berubah?”

Hari lalu mengilustrasikan: Ketika dalam sebuah pelatihan dia mengeluarkan selembar uang seratus ribu rupiah. Lalu Hari bertanya kepada peserta pelatihan, “Bapak dan ibu, siapa yang mau uang di tangan saya?” Hampir semuanya menjawab, “Saya!” Lalu Hari mengulangi sekali lagi, “Siapa di ruangan ini yang mau uang seratus ribu rupiah?” Lagi-lagi banyak yang menjawab, “Saya!”

Tetapi, jawaban itu sebatas ucapan, ‘Saya!’ tanpa mau bertindak dan bergerak menuju ke Hari, sang empunya uang. “Dengan kata lain, Anda semua ingin punya uang, tetapi tidak mau take action,” jelas Hari. “Apakah Anda ingin kondisi keuangan keluarga seperti itu terus?”

Jika jawabannya tidak, menurut Hari, mulai hari ini Anda harus memutuskan untuk hidup hanya dari 90% penghasilan Anda, sedangkan sisanya yang 10% Anda tabung untuk masa depan perubahan keuangan Anda.

‘Lho, apa tidak semakin mempersulit keuangan keluarga?’ Hari menjelaskan bahwa coba tanyakan kepada diri sendiri, apakah Anda ingin hidup seperti itu selamanya? Tentu tidak. Jadi, jika Anda ingin berubah, menabunglah di awal ketika mendapatkan gaji atau penghasilan dari usaha Anda. Baru setelah itu untuk mulai menaikkan persentasenya perlahan-lahan.

Biasakan membagi porsi keuangan ketika sulit. Ketika Anda hidup dari hanya 90% penghasilan rutin atau bulanan, maka langkah selanjutnya adalah menginventarisir keahlian, bakat, hobi dan keterampilan Anda yang lain, yang bisa dikonversikan menjadi ide yang menghasilkan uang.

“Misal, bila pasangan bisa menjahit, kenapa tidak menerima pesanan jahitan dengan cara menyewa atau meminjam mesin jahit orang lain, yang dibayar berdasarkan sistem bagi hasil,” kata Hari.

Lalu, sekalipun Anda sedang dalam kesulitan keuangan, jangan berhenti berandai-andai untuk membagi alokasi keuangan Anda untuk tujuan keuangan masa mendatang. Namanya juga harapan, boleh saja Anda menuliskan impian keuangan, misalnya ingin pergi naik haji. Hal ini lebih baik ketimbang sudah tidak ada uang, Anda tidak punya harapan pula. Cara ini membuat Anda bersemangat melakukan perbaikan kondisi keuangan keluarga.
Dengan menuliskan tujuan keuangan dikala sulit, ini menandakan kita memiliki

Paling tidak ada tiga jenis alokasi keuangan yang dapat Anda lakukan, yaitu:
a. Proteksi. Untuk melindungi kehidupan keuangan Anda seperti ketika anak sakit, suami atau isteri terkena PHK dan sebagainya. Bisa dalam bentuk dana darurat atau asuransi.
b. Akumulasi. Prinsip sedikit-sedikit jadi bukit bisa Anda terapkan untuk tujuan keuangan kita. Tujuan Anda harus dikonversi dalam bentuk angka-angka keuangan. Misalnya, Anda ingin pensiun di usia 51, sementara saat ini usia Anda sudah menginjak 35. Maka ada jeda waktu 16 tahun untuk mempersiapkan diri, berapa yang harus ditabung dan diinvestasikan, menjadi berapa kira-kira uang tersebut di tahun 2029 – dengan asumsi tingkat inflasi 10% per tahunnya, lalu dijabarkan berapa rupiah per bulannya untuk konsisten menabung dan investasi, dengan instrumen investasi apa saja yang memungkinkan tujuan keuangan kita tercapai.
c. Distribusi. Perlu berpikir dari akhir, jika anak cucu kita nanti akan jadi apa kondisi keuangannya, maka dimulai dari diri kita hari ini, tentunya investasi ilmu yang utama dan harta.

Naikkan penghasilan. Masalah dari kebanyakan karyawan adalah hanya memiliki satu income (pendapatan). Nah, untuk bisa menaikkan penghasilan maka Anda harus mempunyai multiple income. Kalaupun saat ini tidak punya, yang paling penting adalah membiasakan diri Anda dengan hal-hal yang benar terlebih dahulu, bukan membenarkan hal-hal yang biasa.

“Dengan membiasakan hal-hal yang benar, tandanya Anda mau berubah dari kondisi keuangan yang tidak berdaya (financial helplessness) menjadi sehat keuangan (financial health),” jelas Hari. Nah, dengan memahami akar masalah keuangan tersebut, Anda akan menemukan solusi pengelolaan keuangan untuk penghasilan Rp1,2 juta tadi.”
Sumber

Berhemat Tak Perlu Tersiksa

Kala lonjakan pengeluaran tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan, itu saatnya Anda harus melakukan penyesuaian gaya hidup menjadi lebih masuk akal. Terpangkasnya pengeluaran membuat kita berpikir berkali-kali setiap kali hendak membeli suatu barang. Barang kebutuhan pokok menjadi prioritas, sementara pembelanjaan yang bersifat spontan harus ditinjau ulang.

Dengan kata lain, Anda harus melakukan penghematan. Namun yang menjadi pertanyaan besar: Dapatkah saya berhemat tanpa perlu tersiksa?

Menurut Mike Rini, CFP, financial planner dari MRE Financial & Business Advisory - PT Mitra Rencana Edukasi, jawabannya bisa. Bagaimana? Simak saja cara-cara berikut ini:

Mengendalikan hasrat atau keinginan. ”Bedakan antara keinginan dan kebutuhan,” tegas Mike. ”Berbelanjalah berdasarkan kebutuhan Anda, dan perhitungkan mana kebutuhan pokok yang mutlak dan mana kebutuhan realistis yang masih bisa disesuaikan anggarannya.”

Jangan jadikan gengsi sebagai prioritas dalam berbelanja.
Keterbatasan anggaran, menurut perencana keuangan yang berkedudukan di Jakarta Selatan itu, membuat perbaikan perilaku pembelanjaan semakin penting. ”Mungkin tidak ada anggaran lagi untuk membeli pakaian, sepatu atau aksesori bermerek, juga gonti-ganti ponsel yang hanya bertujuan sekadar menjaga gengsi,” kata Mike. ”Untuk itu, terapkanlah kiat-kiat merawat barang-barang yang sudah kita miliki agar bisa tampil rapi dan hemat biaya.”

Kurangi frekuensi bepergian ke pusat perbelanjaan. Menurut Mike, Anda harus membuat daftar kebutuhan terlebih dahulu, dan berbelanja barang yang hanya terdapat dalam daftar belanja. ”Tidak perlu selalu mengajak si kecil ikut berbelanja, dan usahakan agar langsung menuju rak atau konter yang sudah direncanakan,” saran Mike.

Perhatikan berbagai cara menghindari sakit. Tujuannya agar bisa menghindari biaya kesehatan yang mahal. Misalnya saja, Anda harus mencoba menghindari stres karena banyak penyakit yang terpicu oleh gangguan psikis. Mike menyarankan agar Anda menerapkan pola makan sehat, juga melakukan olahraga secara rutin untuk meningkatkan kebugaran tubuh tanpa bantuan suplemen.

Lakukan strategi meminimalkan beban rekening. Misalnya, beban rekening listrik, telepon dan air. ”Caranya, dengan menggunakan alat listrik berdaya rendah dan hematlah penggunaanya,” ujar Mike. ”Terapkan juga cara-cara penghematan telepon biasa dan pulsa HP, misalnya dengan membiasakan membicarakan hanya hal-hal penting di telepon, menggunakan kartu prabayar, mengurangi kegiatan chatting di internet.” Mike juga menyarankan untuk menghemat penggunaan air dengan menjadwalkan penggunaan pompa listrik, menggunakan air satu sampai dua ember untuk mencuci mobil karena selang air membuat air bersih banyak terbuang.

Rekreasi perlu, namun tidak harus mahal. Cobalah menggali hakikat rekreasi dari hal-hal yang sederhana. Misalnya, melakukan kegiatan bersama keluarga di rumah. ”Intinya, pemangkasan biaya rekreasi tidak harus mengurangi makna rekreasi itu sendiri,” tegas Mike.

Menurut Mike, masih banyak sekali ide penghematan dalam rangka menyiasati kenaikan harga saat penghasilan belum bertambah. Dengan sedikit kreativitas dan kerja sama seluruh anggota keluarga, maka penghematan bisa membantu Anda menyeleseaikan masalah itu dalam jangka pendek, sambil secara pelan-pelan dalam jangka panjang Anda melakukan usaha-usaha menambah penghasilan.
Sumber

Manajemen Amplop

Tiap orang pasti menginginkan peningkatan taraf hidup seiring pertambahan usia dan perkembangan karier. Tetapi bagaimana cara mengatur pengeluaran agar tidak besar pasak daripada tiang?

“Kalau gaji Anda di atas UMR dan keuangan Anda masih morat-marit, mungkin yang salah bukan penghasilan, tetapi pengeluaran Anda yang berhubungan dengan gaya hidup,” ungkap Aidil Akbar Madjid, perencana keuangan dan pakar ekonomi mikro dan keluarga. Terlebih lagi dengan berbagai fasilitas perbankan, terutama kartu debit atau ATM, otomatis kita lebih sulit mengontrol pengeluaran.

Oleh karena itu, menurut Aidil, perlu diterapkan cara konvensional untuk membenahi kondisi finansial, yaitu dengan menggunakan amplop. Anda hanya perlu membagi penghasilan untuk dimasukkan secara berurutan ke tiga amplop: merah, kuning dan hijau.

Pertama, masukkan 10-25% penghasilan bulanan ke amplop merah untuk investasi jangka panjang, yang dibagi lagi ke sejumlah pos, seperti dana pendidikan anak, pensiun dan membeli rumah atau mobil. Berikutnya, masukkan 20-30% gaji ke amplop kuning untuk pengeluaran tahunan, dengan pos-pos pembayaran pajak, asuransi dan simpanan dana darurat. Setelah kedua amplop tadi terisi, barulah Anda boleh mengisi amplop terakhir dengan sisa gaji. Amplop itu berwarna hijau dan diperuntukkan bagi pengeluaran yang bersifat bulanan, seperti transportasi, makan, minum dan cicilan.

Tetapkan jumlah uang untuk tiap pos dalam masing-masing amplop. Kalau ada kelebihan penggunaan di satu pos, kekurangannya harus diambil dari pos lain di amplop yang sama, sehingga Anda pun harus berhemat.

Meski memiliki tabungan di bank, amplop merupakan cara manual mendisiplinkan pengeluaran, apalagi yang bersifat bulanan. “Bulan pertama digunakan untuk mengecek kondisi finansial. Bulan-bulan berikutnya baru boleh menggunakan satu rekening untuk pengeluaran bulanan, dan satu lagi untuk pengeluaran tahunan,” jelas Aidil.

Berhubung hanya isi amplop hijau yang boleh dikeluarkan sehari-hari, percayalah, Anda akan lebih berhati-hati mengeluarkan uang untuk hal-hal yang menjadi keinginan, bukan kebutuhan. Soalnya, begitu jumlahnya menipis, Anda otomatis berpikir dua kali untuk mengeluarkannya.
Sumber

Prospek dan Analisa Bisnis Bakso

Usaha bakso adalah satu diantara bisnis makanan yang masih tumbuh subur sampai sekarang. Prospek usaha bakso masih terbuka lebar, bagi siapa saja yang jeli menangkap peluang ini. Sebagai gambaran, coba kita tengok di sekeliling rumah atau jalan yang ramai kendaraan di dekat rumah. Sangat mudah bukan menemukan usaha ini bertebaran disekeliling kita.
Berikut Gambaran Analisa Usaha Bakso
1. Asumsi bahwa

  • Tempat usaha adalah sewa
  • Tenaga kerja satu orang
  • Modal usaha dari modal sendiri
2. Biaya untuk modal awal Rp 5.000.000. Detailnya antara lain ;
  • Gerobak Rp. 1.000.000
  • Gas dan kompor Rp. 500.000
  • Meja dan Kursi Rp. 1.000.000
  • Peralatan mangkok dan gelas Rp. 750.000
  • Peralatan lain Rp. 500.000
3. Modal kerja per bulan Rp. 7.550.000. Penjabarannya antara lain ;
  • Bahan Makanan 50 porsi x 30 hari x @Rp 4.000 = Rp. 6.000.000
  • Sewa tempat Rp. 500.000
  • Gaji karyawan satu orang Rp. 750.000
  • Transportasi Rp. 300.000
4. Diproyeksikan penjualan perhari sebanyak 50 porsi dengan harga Rp 7.500/porsi.
  • Penjualan makanan 50porsix30harix Rp7.500 = Rp 11.250.000
  • Pengeluaran selama satu bulan Rp 7.550.000
5. Laba / Rugi
  • Laba usaha per bulan Rp 3.700.000
Sumber

Analisa Usaha Usaha Sablon

Menjadi seorang mahasiswa, tentunya tidak menutup peluang bagi Anda untuk bisa merintis sebuah usaha. Berbagai macam peluang bisnis sampingan bisa Anda jalankan untuk mendatangkan untung besar setiap bulannya. Contohnya saja seperti usaha sablon kaos yang bisa Anda mulai dengan modal ringan dan mendatangkan keuntungan yang cukup besar.

Konsumen
Dalam menjalankan bisnis usaha sablon kaos, bisa dikatakan target pasar yang bisa Anda bidik tidak terbatas. Mulai dari konsumen individu yang ingin membuat kaos satuan dengan desain yang tidak pasaran, menerima pesanan massal seperti untuk seragam perusahaan, seragam panitia acara tertentu, seragam organisasi tertentu (unit kegiatan mahasiswa, karang taruna, remaja masjid, dan lain sebagainya), serta bisa juga menjalin kerjasama dengan para pelaku bisnis distro untuk mensuplay produk kaos unik di lapak dagang yang mereka miliki.
Info Bisnis
Perkembangan bisnis fashion yang ditandai dengan maraknya pertumbuhan factory outlet maupun usaha distro di seluruh penjuru nusantara, ternyata menjadi salah satu pemicu meningkatnya permintaan jasa sablon di kalangan masyarakat. Ramainya permintaan pasar dan besarnya prospek bisnis yang dijanjikan, membuat sebagian besar orang mulai tertarik menekuni usaha sablon, baik itu sablon manual ataupun dengan menggunakan sistem sablon digital yang belakangan ini mulai diperkenalkan para pelaku usaha.
Untuk membantu para mahasiswa yang tertarik terjun di dunia usaha. Pada kesempatan kali ini akan kami informasikan peluang usaha sablon kaos manual yang bisa dimulai dengan modal ringan, namun keuntungan yang didapatkan tidak kalah besar dengan sistem sablon digital. Lalu, kira-kira persiapan apa saja yang dibutuhkan para pemula dalam menjalankan usaha sablon kaos modalnya ringan untungnya besar?
Berikut kami informasikan cara sablon manual (screen printing) yang bisa Anda coba dengan mudah.
1. Proses Afdruk
Proses ini dilakukan sebelum mencetak gambar atau desain diatas screen. Tujuannya, agar ketika kita menyapu tinta cetak yang dituangkan diatas screen, maka tinta yang akan turun hanya sebatas pola atau bentuk desain yang telah kita buat. Prosesnya tidak terlalu rumit, antara lain sebagai berikut :


  • Bersihkan screen dengan air dan sabun colek/krim, kemudian bersihkan dengan kain spon. Selanjutnya keringkan dengan bantuan sinar matahari (posisi screen berdiri), hal ini perlu dilakukan agar kondisi screen benar-benar kering dan bersih.
  • Langkah berikutnya oleskan obat afdruk/ stencil/ photo emulsion screen secukupnya ke bagian depan dan belakang screen (bisa menggunakan Rakel/ penggaris/ coater/ kuas cat agar hasilnya tidak terlalu tebal. Keringkan dengan diangin-angin menggunakan kipas angin atau blower, dan usahakan berada di tempat yang tidak terkena cahaya matahari.
  • Siapkan film sablon yang telah dibuat dan rekatkan pada screen yang telah siap di posisi yang anda inginkan. Dalam proses tersebut ada dua langkah yang bisa Anda pilih, yaitu menggunakan penyinaran matahari atau bisa juga dengan cahaya buatan yang berasal dari lampu neon. Urutan untuk penyinaran dengan matahari bisa dilakukan seperti berikut : kaca, film, screen, bantal dengan kain hitam, papan. Sedangkan dengan Lampu neon 2×40 watt, urutannya sama tetapi tidak menggunakan kaca (karena biasanya sudah menggukanan meja afdruk).
  • Setelah proses penyinaran, maka image/ bentuk yang anda inginkan akan terlihat di atas screen yang telah diberi obat afdruk tersebut. Terakhir, rontokkan obat afdruk yang masih menutupi image/ bentuk yang anda inginkan, dan segera siram dengan air bertekanan tinggi atau benamkan dalam air untuk merontokkan obat afdruk yang tersisa.
2. Proses Penyablonan
Pada tahapan penyablonan ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan :
  • Pertama-tama, plester pinggiran gambar yang akan disablon agar cat tidak mengalir kemana-mana.
  • Lalu, letakkan pasta warna/ rubber putih yang sudah dicampur dengan pigment/ warna yang Anda inginkan.
  • Sebelumnya, gunakan papan triplex pada bagian dalam kaos agar cat tidak tembus ke bagian belakang.
  • Gunakan rakel (alat sapu terbuat dari karet sintetis) untuk menyapu cat. Kemudian keringkan kaos yang telah disablon.
3. Proses Penghapusan Film
Setelah semua proses sabon selesai, selanjutnya bersihkan screen dengan dicuci menggunakan air yang dituangi obat pencuci screen. Gosok screen dengan kain spon, bilas dengan air bersih dan keringkan dengan bantuan sinar matahari.
usaha sablon 200x134 Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya BesarKelebihan Bisnis
Tidak seperti bisnis sablon digital yang membutuhkan bantuan mesin dengan harga yang cukup mahal, usaha sablon manual bisa Anda jalankan dengan menggunakan peralatan sederhana dan bisa dimulai dengan modal usaha yang tidak terlalu besar. Selain itu, tingginya kecintaan masyarakat terhadap produk kaos, menjadikan bisnis sablon ini memiliki prospek pasar yang masih sangat bagus. Tidak heran bila sekarang ini banyak orang yang menganggap prospek usaha sablon ini sebagai salah satu bisnis jangka panjang yang tetap akan dibutuhkan untuk mendukung perkembangan bisnis fashion di Indonesia.
Kekurangan Bisnis
Ketatnya persaingan pasar sering kali menghadirkan sebuah kendala bagi para pelaku usaha jasa sablon. Bahkan bisa dikatakan sekarang ini persaingan yang dihadapi tidak hanya dari sesama pelaku bisnis sablon manual, namun juga dari gempuran persaingan bisnis para pelaku usaha sablon digital yang belakangan ini mulai menawarkan inovasi-inovasi baru kepada para calon konsumen. Untuk itu, sebagai pelaku bisnis sablon manual tentunya Anda harus pintar-pintar memilih strategi pemasaran dan berusaha memberikan nilai lebih kepada para pelanggan Anda.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran tentunya memegang peranan yang cukup penting dalam mengembangkan usaha sablon kaos. Karenanya, perluas relasi bisnis yang Anda miliki dan promosikan keunggulan produk yang Anda produksi. Misalnya saja menjalin kerjasama dengan pemilik butik ataupun distro-distro untuk menitipkan dagangan kaos yang Anda produksi, menawarkan jasa Anda kepada beberapa perusahaan, event organizer, ataupun organisasi kemahasiswaan maupun umum, yang tertarik untuk membuat sebuah kaos seragam. Selain membidik konsumen massal, Anda juga bisa menjaring konsumen individu dengan menawarkan jasa sablon kaos satuan maupun kaos couple (pasangan) yang belakangan ini mulai digemari kalangan anak muda di Indonesia.
Selanjutnya, untuk memperkenalkan bisnis sablon Anda kepada khalayak ramai. Anda bisa menggunakan strategi promosi online maupun offline untuk menginformasikan bisnis tersebut kepada masyarakat luas. Contohnya saja dengan membuat website di dunia maya, mempromosikan produk kaos Anda di situs jejaring sosial, membuka koneksi di forum-forum online yang cukup terkenal, serta membuka lapak dagang di forum jual beli (FJB) untuk mempromosikan bisnis Anda di pasar global. Sedangkan untuk promosi offline, Anda bisa memulainya dengan membagikan brosur kepada masyarakat sekitar, serta bisa juga membuat neon box atau spanduk besar yang bertuliskan nama usaha Anda dan pelayanan jasa sablon yang Anda tawarkan, kemudian dipasang di depan lokasi bisnis yang Anda miliki.
Kunci sukses
Yang terpenting dalam menjalankan bisnis sablon kaos secara manual adalah menjaga kulitas hasil kerja dan kualitas bahan kaos yang digunakan. Hal ini penting, mengingat baik buruknya pencitraan bisnis yang Anda miliki akan terbangun dari kualitas produk yang ditawarkan kepada para konsumen. Selanjutnya, peningkatan kualitas tersebut tentunya juga harus disertai dengan peningkatan masalah kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan. Usahakan kualitas hasil kerja yang diberikan sangat bagus dan proses pengerjaannya tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.
Analisa Ekonomi
Proses sablon dilakukan secara manual (screen printing).
Dikerjakan di rumah kontrakan dengan biaya sewa Rp 5.000.000,00

Modal awal
Sewa tempat per tahun                             Rp 5.000.000,00
Peralatan sablon (screen, rakel, kaca, kuas, dll) Rp 2.000.000,00
Bahan baku sablon (obat afdruk, cat, dll)         Rp   750.000,00
Bahan baku kaos (@ Rp 22.000,00 x 40 pcs)         Rp   880.000,00+
Total                                             Rp 8.630.000,00

Peralatan mengalami penyusutan setelah digunakan selama 2 tahun :
= 1/24 bln x Rp 2.000.000,00             Rp 83.300,00

Biaya operasional
Stok bahan baku sablon selama 1 bulan              Rp   750.000,00
Bahan baku kaos (@ Rp 22.000,00 x 80 pcs)          Rp 1.760.000,00
Gaji tenaga kerja 1 orang                          Rp   750.000,00
Biaya sewa tempat/ bulan Rp 5.000.000.00 : 12 bln  Rp   416.700,00
Biaya listrik dan telepon                          Rp   450.000,00
Biaya transport dan promosi                        Rp   600.000,00
Biaya penyusutan                                   Rp    83.300,00+
Total                                              Rp 4.810.000,00

Omset per bulan
Penjualan kaos per bulan :
@ Rp 75.000,00 x 80 pcs                 =          Rp 6.000.000,00

Laba bersih per bulan
Rp 6.000.000,00 - Rp 4.810.000,00       =          Rp 1.190.000,00

ROI (Return of Investment)             
(Modal awal : laba bersih per bulan)    =          ± 7 bulan
Semoga informasi peluang bisnis mahasiswa yang kami angkat pada pekan ini bisa memberikan sedikit manfaat bagi para pembaca dan menjadi salah satu inspirasi bisnis bagi Anda guna mendatangkan untung besar setiap bulannya. Mulailah dari yang kecil, mulailah dari yang mudah, mulailah dari sekarang. Salam sukses.

Usaha Jasa Penitipan Anak

 
Orangtua yang sibuk bekerja akan menitipkan anak mereka ke tempat penitipan anak. Untuk usaha ini, yang Anda perlukan adalah tempat yang didesain khusus untuk anak-anak dan beberapa baby sitter yang bisa kita dapatkan di agen-agen penyedia baby sitter. Anda harus jeli atau teliti dalam memilih baby sitter, yang harus Anda cari ialah baby sitter yang baik, jujur, serta sabar dan kreatif dalam menghadapi anak kecil.
Konsumen
Konsumen untuk usaha ini adalah para orangtua yang sibuk atau tidak mempunyai cukup waktu untuk menjaga buah hati mereka seharian penuh.
Persiapan dan Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu Anda lakukan untuk menjalankan usaha ini adalah sebagai berikut:
  1. Menyediakan modal untuk membangun tempat usaha atau melakukan renovasi jika Andamenyewa tempat. Usaha ini membutuhkan tempat yang luas, khususnya untuk area bermain anak.
  2. Mencari baby sitter.
  3. Membeli perlengkapan yang di butuhkan, misalnya macam-macam permainan anak, tempat tidur anak, alat makan anak, dan lain-lain.
  4. Merenovasi tempat yang bisa menjadikan anak merasa nyaman.
  5. Mencari relasi atau melakukan promosi kepada teman atau kerabat Anda.
  6. Membuat iklan yang menarik dengan mengedepankan kenyamanan dan keamanan buah hati konsumen.
  7. Melakukan pengecekan setiap hari untuk memantau kegiatan yang dilakukan oleh baby sitter.
Hambatan
Jika Anda membuka usaha ini dikota-kota kecil, akan sulit mencari konsumen untuk menggunakan jasa Anda. Selain itu, banyak orangtua yang tidak percaya untuk menitipkan anak mereka kepada orang lain.
Kunci sukses
Anda harus memiliki baby sitter yang berkualitas. Kepercayaan dari para konsumen yang menggunakan jasa Anda harus dijaga dengan memberikan kenyamanan serta perlindungan bagi anak-anak mereka.


Analisa Usaha Jasa Penitipan Anak

Modal awal
Peralatan
Renovasi ruangan Rp 1.000.000.00
Perlengkapan permainan anak Rp 1.000.000,00
Perlengkapan aksesoris anak Rp 1.000.000,00 +
Total Rp 3.000.000,00

Perhitungan laba/rugi per bulan
Pendapatan
10 orang anak @ Rp 600.000,00 Rp 6.000.000,00

Biaya-biaya
Perlengkapan anak Rp 2.000.000,00
Listrik + air Rp 300.000,00
Gaji pegawai 2 orang Rp 1.500.000,00
Gaji juru masak Rp 600.000,00
Telepon Rp 200.000,00
Transportasi Rp 200.000,00 +
Total Rp 4.800.000,00

Laba
Rp 6.000.000,00 - Rp 4.800.000,00 Rp 1.200.000,00


Semoga informasi mengenai jasa penitipan anak ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan memberikan inspirasi baru bagi para pemula yang tertarik menekuni dunia usaha. Salam sukses.

Peluang Usaha Pembuatan Sandal Spon


Sandal spons adalah alas kaki yang terbuat dari bahan spons, dengan menggunakan tali sandal (serampat) sebagai pengait antara telapak kaki dengan sandal agar tidak terlepas dan sering dipakai banyak orang dalam acara santai, jalan-jalan, berwudlu dll. Berikut adalah tehnik pembuatan sandal spons :
A. Bahan-bahan Untuk Membuat Sandal Spons
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan sandal spons antara lain:
1. Lembaran Spons kulit untuk lapisan atas sandal
2. Lembaran Spons ati untuk lapisan tengah sandal
3. Spons alas untuk lapisan sandal paling bawah
4. Bisband untuk tali sandal/serampat
5. Selang kecil dipasang pada serampat
B. Alat-alat Untuk Membuat Sandal Spons
Peralatan yang dipergunakan untuk membuat sandal spons adalah:
1. Pisau kecil dengan ujung lancip untuk memotong alas sandal dan melobang tempat tali sandal bagian belakang.
2. Gunting kain untuk memotong spons dan bisban.
3. Sikat baja untuk membuat kasar pada bagian yang mau dilem (direkatkan) agar dapat merekat sempurna dan tidak mudah mengelupas.
4. Lem karet untuk merekatkan lapisan-lapisan spons dan tali sandal.
5. Pres untuk mengepres sepons yang sudah dilem/ditempel.
6. Skrap untuk meratakan lem pada permukaan spons yang mau direkatkan.
7. Palu/martil untuk memukul saat membuat lobang.
8. Balok kayu/papan sebagai alas ketika melobangi alas sandal baik untuk memasang tali sandal maupun pembuatan asesoris.
9. Mal karton untuk mengukur besar kecilnya sandal sesuai ukuran kaki.
10. Mal kayu untuk mengukur tali sandal sesuai ukuran.
11. Alat untuk melobangi semacam pahat ukir untuk membuat lubang tali sandal bagian depan dan untuk membuat asesoris.
12. Gerinda listrik untuk meratakan bekas potongan pada sandal bagian tepi sandal jika bekas potongan yang belum rata.
13. Amplas no 3 untuk menghaluskan bekas potongan sandal bagian tepi.
C. Cara-cara Membuat Sandal Spons
Langkah-langkah pembuatan sandal adalah sebagai berikut:
1. Persiapan alat dan bahan.
2. Memotong lembaran spons dengan ukuran disesuaikan ukuran sandal.
3. Potongan spons yang mau dilem disikat menggunakan sikat baja agar kasar sehingga mudah direkatkan dan daya rekatnya kuat.
4. Merekatkan potongan spons yang sudah disikat dan diolesi lem sampai rata sebanyak 3 lapis dengan urutan : lapisan paling atas menggunakan spons kulit, lapisan kedua dan ketiga menggunakan spons ati.
5. Menggambar desain sandal pada potongan spons kulit (lapisan atas sandal) dengan menjiplak ukuran/mal.
6. Melubangi tempat tali sandal/serampat.
7. Membuat tali sandal/serampat dan memasangnya.
8. Merekatkan lapisan bawah/alas dengan lapisan atas sandal.
9. Memotong sandal sesuai desain.
10. Merapikan bekas potongan (vanishing).

Semoga informasi mengenai usaha membuat sandal spon ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan memberikan inspirasi baru bagi para pemula yang tertarik menekuni dunia usaha. Salam sukses.


Peluang Usaha dari Limbah Kertas dan Kayu



Mengawali usaha secaa iseng bisa jadi berbuah manis karena produk daur ulang seperti bingkai, miniatur barang dan tempat pensil yang dibuat dari limbah kertas akan mendapat respon yang positif dari masyarakat. Ini dapat menjadi alternatif usaha bagi Anda. Kreatif adalah kunci suksesnya.

Konsumen
Barang yang dihasilkan dari limbah kertas dan kayu ini dapat dikonsumsi oleh semua masyarakat.

Persiapan dan Pelaksanaan
Hal-hal yang harus Anda lakukan untuk memulai usaha ini adalah:
  1. Mencari limbah kertas atau kayu serta perlengkapan atau peralatan yang anda butuhkan untuk membantu anda.
  2. Mencari orang untuk membantu anda.
  3. Menentukan barang yang akan dibuat serta kerangkanya.
  4. Melakukan promosi.
  5. Mencari toko aksesoris atau souvenir untuk menitipkan barang anda, jika perlu anda bisa menjualnya secara online.
Hambatan
Proses pembuatan yang cukup rumit membuat harga barang-barang ini menjadi cukup mahal.

Kunci Sukses
Keuletan dalam membuat barang, menciptakan barang dengan kualitas tinggi. Anda juga dapat mengikuti pameran-pameran untuk mempromosikan barang anda.


Analisa Peluang Usaha dari Limbah Kertas dan Kayu

Investasi awal
Bahan baku Rp 200.000,00

Pembelian bahan baku
Kertas daur ulang (300 lembar @ Rp 3.000,00) Rp 900.000,00
Limbah Kayu (50 batang @ Rp 8.000,00) Rp 400.000,00
Lem aibon (10 kg @ Rp 15.000,00) Rp 150.000,00
Lem tembak Rp 10.000,00
Kertas samson (20 lembar @ Rp 850,00) Rp 17.000,00
Total Rp 1.477.000,00

Perhitungan laba/rugi per bulan
Pendapatan
omzet Rp 15.000.000,00

Biaya-biaya
Gaji karyawan (5 orang) Rp 2.500.000,00
Listrik Rp 150.000,00
Telepon Rp 200.000,00
Iklan Rp 173.000,00
Total Rp 3.023.000,00

Laba
Rp 15.000.000,00 - Rp 3.025.000,00 Rp 10.500.000,00
(70 % dari omzet)
Semoga peluang usaha dari limbah kertas dan kayu ini bisa memberikan manfaat bagi para pemula yang tertarik menekuni dunia usaha. Salam sukses.
Sumber

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Saving Money Info - Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger